Sumenep FN: Malam puncak pelaksanaan wisuda siswa siswi kelas akhir , Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliayah (MA) Miftahul Ulum, Lenteng Timur, Kec. Lenteng, Kab. Sumenep terlaksana pada malam Senin, (26/6) di halaman lembaga pendidikan Yayasan Miftahul Ulum , berlangsung tertib, aman walau ada sedikit kendala gerimis hujan.
Di acara inti tersebut, dihadiri oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag), Sumenep, H. Chaironi Hidayat, Kasi Pendidikan Madarasah , Kementerian Agama (Kasi Penma. Menag) , Sumenep , H. Shodik, Kepala Yayasan Mitahul Ulum , sekalagus menjabat Kepala Madrasah Aliyah Mitahul Ulum, KH. Hawanip, S.Ag., M.M.Pd, Kepala Madarasah Tsanawiyah, sekaligus menjabat Wakil Ketua Yayasan Miftahul Ulum, K. Akh. Sudiarso, S.Ag., M.Ag, Kepala Madrasah Ibtidaiyah, Nuruzzaman, Camat Kecamatan Lenteng, diwakili oleh Sekcam. Kec. Lenteng, Kapolsek. Kec. Lenteng, Danramil. Kec. Lenteng, penceramah kondang, KH. Khairuddin, asal Pacung, Kec. Batuputih, tokoh masyarakat serta para wali murid kelas akhir Yayasan Miftahul Ulum mulai dari MI, MTs. dan MA.
Pelaksanaan penobatan siswa siswi teladan dan wisuda kelas akhir MI, MTs. dan MA. Mitahul Ulum mengawali ceramah agama. Kian anak didik kelas akhir saat penobatan dan wisuda, gundah gulana campur bahagia, karena harus beranjak meniti jenjang pendidikan lebih tinggi dan harus lepas pisah dengan sahabat karib mereka.
Perasaan untuk berpisah rasa tak ingin di benak hati mereka, namun keadaan harus terjadi, apa harus mereka perbuat, mereka harus berpisah walau tidak selama lamanya. Mungkin di lain waktu, mereka dapat bersua kembali, saling bernostalgia mengingat waktu duduk semasih di bangku pendidikan Yayasan Miftahul Ulum.
Setelah penobatan siswa siswi teladan dan mewisuda siswa siswi kelas akhir MI, MTs. dan MA. Miftahul Ulum, sebagai Kepala Yayasan Miftahul Ulum, KH. Hawanif , S.Ag., M.M.Pd, di kata sambutannya, penuh saran dan himbauan karena sebagai ketua yayasan tentu punya rasa prihatin, campur gundah, sehingga banyak melahirkan pesan dan kesan untuk siswa siswi kelas akhir MI, MTs. dan MA. Miftahul Ulum yang sangat perlu diingat dan diperhatikan oleh mereka, menjilma himbauan untuk dipegang teguh dalam hati sanubari mereka, guna untuk meraih cita cita di masa depan.
Di masa masa jenjang pendidikan, -sebagai himbauan KH. Hawanip, -anak didik kelas akhir harus punya niatan mencari ilmu ketingkat pendidikan lebih tinggi, dengan bekal ilmu, maka akan menambah wawasan pola berpikir anak didik lebih dewasa, lebih cerdas menghadapi persoalan hidup dan agamis, sesuai dengan metode dan aturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan beragama, dengan pola hidup berbudi pekerti baik.
Juga Ketua Yayasan Miftahul Ulum menghimbau dengan gagas pesan kepada mereka, agar supaya menghindari niatan punya ilmu hanya semata mata cari pekerjaan, pangkat atau pun jabatan dengan ijaazah telah dimiliki oleh mereka.
Mencari ilmu yang baik,- menurutnya, – tidak lain mencari ilmu semata mata untuk mendapatkan ilmu yang baik, bermanfaat bagi dua orang tua , masyarakat dan seluruh bangsa. Sehingga kelak di kemudian hari, tidak timbul rasa sia sia pun kecewa karena telah belajar setinggi tingginya, namun seperti tidak terkesan apa apa.
Seperti kata ungkapan KH. Wahanip , penyampaian Kepala Kemenag. Sumenep, dalam isi saran bagi siswa siswi kelas akhir MI, MTs. MA. Miftahul Ulum, namun , dia sedikit menambahkan tentang upaya masyarakat, golongan di lingkungan Yayasan Miftahul Ulum harus ada rasa sinergitas, harus kompak dalam pola dan cara pelaksanaan pendidikan, mendukung keberlanjutan lembaga pendidikan Yayasan Miftahul Ulum, walau tidak harus berupa materi, bisa didukung dengan cara doa dan sambung pendapat di konteks pelaksanaan pendidikan kedepan terus berjalan aktif.
Begitu pula KH. Khairuddin bersaran doa kepada 17 wisudawan wisudawati MI. dan 57 wisudawan wisudawati MTs. serta 60 wisudawan wisudawati MA. Mitahul Ulum dengan wujud mendoai mereka, agar semoga selama mengenyam pendidikan di Mitahul Ulum, mendapati ilmu manfaat, menaati pada dua orang tua, kiyai, guru guru dan semua masyarakat, karena nilai manfaat didapati tidak tentu terhadap siswa maupun siswi yang punya nilai prestasi tinggi, kebanyakan nilai manfaat didapati dari siswa maupun siswi yang cuma punya pengabdian tinggi bagi dua orang tua, kyai, dan para guru.(sim)
Tinggalkan Balasan