Probolinggo,forumnusantaranews.com – Salah satu kerjasama antara Kota Probolinggo dan Helsingborg adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota. Untuk itu, Delegasi Helsingborg yang diwakili oleh Oscar Gronvall (Kepala Dinas Perhubungan) dan Peter Book (Tenaga Pengajar Lingkungan Hidup) berkunjung ke Taman Posyandu Mawar RW VIII dan RW IX Kelurahan Kedung Asem Kecamatan Wonoasih, Rabu (3/8) pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Dalam kunjungan ini, mereka ingin melihat bagaimana taman posyandu ini menerapkan peran serta masyarakatnya dalam menciptakan inovasi Iuran Posyandu Bayar Dengan Sampah (Randu Basah). Inovasi ini diinisiasi Posyandu Mawar untuk memenuhi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang berasal dari sumbangan sampah para ibu-ibu balita saat mendatangi posyandu.
“Ada yang unik di sini. Bagaimana antar anggota masyarakat, ada iuran untuk posyandu dengan membayar sampah. Memang tidak besar. Bukan masalah nilainya tapi kebersamaan dan pemberdayaan posyandu ini yang menjadi poin penting. Bagaimana peran aktif serta keterlibatan masyarakat,” tutur Kepala Bappeda Litbang Tartib Goenawan saat mendampingi Delegasi Helsingborg memantau giat BIAN yang menyasar 85 balita di kedua RW tersebut.
Tartib berharap kedatangan perwakilan Delegasi Helsingborg pada pelaksanaan BIAN di Posyandu Mawar itu dapat memberikan sebuah pembelajaran bahwa Indonesia itu unik. “Dan mereka memahami benar keunikan ini, bagaimana pasrtisipasi bisa dibangun untuk masyarakat dan kembali lagi pada masyarakat. Sama persis saat mereka berdialog, disampaikan ternyata Musrenbang kita diadopsi disana (Helsingborg),” terangnya.
Ketua Kader Posyandu Mawar Wiwik Abidin, menuturkan PMT sejatinya diberikan oleh puskesmas setiap tiga bulan seperti kacang hijau, tepung, mie, gula pasir dan sagu mutiara. Namun, ini masih belum cukup menjadi makanan karena masih ada tambahan makanan lainnya yang tidak tercover dalam PMT. “Seperti mie telur. Ada tambahan lain tidak hanya mie saja tapi ada telur, sosis, sayur-sayuran. Kas di posyandu ini tidak ada, kita sepakat dan rembugan dengan kader selanjutnya disampaikan ke ibu-ibu balita untuk menambah kas,” jelasnya.
Sampah yang didonasikan bukan sembarang sampah. Sampah yang bisa dijual seperti kardus dan botol plastik menjadi pilihan utama untuk tambahan PMT yang bernutrisi bagi balita.
Ya, meskipun hasil penjualannya tidak seberapa besar, tetapi diyakini Ketua Kader sekaligus pemilik UMKM IFA upaya ini dapat sedikit mengurangi kendala di posyandunya. “Sampah-sampah itu ditimbang dan uangnya masuk ke dalam kas. Terkumpul kurang lebih Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu. Dan warga disini antusias ikut menyumbang sampah-sampah,” bebernya.
Delegasi Helsingborg Oscar Gronvall mengaku terkesan dengan inovasi yang dilakukan Posyandu Mawar. Menurutnya, terdapat beberapa poin positif yang dapat diambil dalam inovasi ini.
“Tak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, inovasi ini juga bernilai ekonomi, dari hasil sampah yang disetor ke bank sampah. Ini merepresentasikan konsep sirkular ekonomi yang juga kami terapkan di Helsingborg. Selain itu, anak-anak dapat memperoleh makanan tambahan sesuai dengan yang dibutuhkan,” tuturnya. (Sin)
Tinggalkan Balasan