Catatan PolitiK : JAKFAR FARUK ABDILLAH *)
Kabar kabari tak sedap kini menyeruak diruang publik. Pasalnya PKB yang sebelumnya menjadi partai raksasa, kultural dan berbasis ummat diduga akan men jadi ‘bebek’ politik PDIP Sumenep dalam Pilkada Sumenep 2024.
Imam Hasyim Ketua DPC PKB Sumenep yang sejak awal tak terdengar dalam kontestasi Pilkada, namanya kini disebu- sebut berada di pusaran calon wakil bupati Sumenep, dan dikabarkan akan menjadi wakil bupati A. Fauzi Wongsojudo sang incumbent.
Kabar ini bak petir disiang bolong ; sebab PKB partai raksasa yang menjadi kebanggan para Nadliyin, namun gagal dirawat dengan baik oleh sejumlah pimpinannya, sehingga kini hanya menjadi partai tengah.
Rungkatnya PKB di pesta rakyat, memang patut diduga para pimpinan PKB tidak becus mengurusnya. Kekalahan sebelumnya juga terjadi di Pilkada saat mengusung Fatah Yasin – KH. Ali Fikri dan mayoritas partai di parlemen.
Aroma busuk dalam pilkada tersebut hingga kini masih menyisakan cerita yang tak henti-hentinya dibahas dari ruang public. Konon katanya kekalahan PKBdan partai koalisinya dalam Pilkada Sumenep, disebabkan pelacuran politik yang diduga dilakukan sejumlah tokoh-tokoh politik di PKB Sumenep. Dan miliaran rupiah dana politik yang digelontorkan Fatah Yasin di duga tidak digunakan secara benar ; bahkan dana itu diduga ditilep untuk pribadi oknum. Anjir….!!!
Kabar yang paling menyedihkan, sesungguhnya para tokoh PKB diduga tidak tegak berdiri di pihak Gus Fatah Yazin – Mas Fikri, namun mereka berada dipihak lawan, alias berada di dua kubu.
Sedih mendengar cerita Pilkada Gus Fatah Yasin -Mas Fikri. Saya yang tidak terlibat dalam perang pilkada itu, karena kesibukan saya di Surabaya. Namun saya sering bertemu dengan Fatah Yasin di Surabaya. Karena sering bersua dalam kegiatan Alumni SMP-SMA di Forum Komunikasi Alumni ( FKA) 1982 di berbagai tempat . Juga sering bertemu dengan kawan MH. Said Abdullah. Karena kedua orang ini tergolong alumni yang ‘tajir melintir’.
Pada kesempatan itu saya sering mengingatkan tentang geopolitik Sumenep bak kampung di Pinggir Papas dan sekitarnya, karena siklus alamnya yang ekstrim yang kerap diterpa ‘palaktaon atau kalengbubus’ politik yang irasional. Sulit diterka dan sulit dipetakan ..!!!
Nah kabar-kabari tentang merapatnya PKB Sumenep untuk menjadi calon wakil bupatinya Ach Fauzi Wongsojudo DI PILKADA 2024 ; nyaris sulit dipercaya. Kata seorang kawan berkata, PKB Sumenep sudah pindah ‘mashab politik’, dari mashab ‘ Syafi’ie ke Wahabi’. Ini pula yang mungkin pula dimaksud ‘politik palaktaon atau kalengbusbus’.
Rungkatnya PKB Sumenep akan menjadi sejarah panjang yang tragis ; dan akankah menjadi penyesalan sejarah ?
Lalu para pemimpinnya yang suka bermain di wilayah abu-abu itu, tak akan hanya dicatat ummat, namun para malaikatpun pasti mencatatnya.
*) Penulis adalah Wartawan Senior, Ketua DPC Perkumpulan Advokad Indonesia ( PERADIN ) Sumenep. Sekjend Relawan Anies Baswedan Jawa Timur. Advokat Pos Bantuan Hukum Sumenep. Berdomisili di Surabaya.
Tinggalkan Balasan