JAKARTA,ForumNusantaraNews-Namaku Aldy ujar bocah Laki-laki yang berumur hampir 7 Tahun berperawakan kurus dan berkulit agak hitam ujar Aldy saat penulis menanyakan nama bocah kecil ini dipintu keluar parkir pasar Induk Kramat jati, setiap hari Aldy yang mengemis dipintu keluar pasar induk Kramat Jati Jakarta Timur dari jam 8 pagi hingga jam 16 sore sore dengan polos mengatakan bahwa dia disuruh ibu nya untuk mengemis dan hasil sepenuh nya dia serahkan kepada ibunya yang mengawasi tidak jauh dari lokasi dia mengemis
Selain Aldy ada dua teman nya bernama Rega dan Adi yang lebih tua satu Tahun umurnya ikut mengemis namun Aldy bocah ini yang rajin mengemis demi menghidupi keluarga nya, miris sekali anak-anak yang masih kecil ini paksa oleh orang tua untuk menjadi tulang punggung keluarganya sementara sang ibu hanya duduk manis mengawasi sambil menunggu setoran hasil mengemis anak nya, berbekal celengan plastik yang di gunting bagian atas nya Aldy berdiri meminta belas kasihan dari pengendara sepedah motor atau mobil yang berhenti sejenak untuk membayar karcis parkir.
Saat diajak bicara oleh penulis tak banyak informasi yang digali dari anak kecil yang pemalu ini, berkali-kali pengawas perusahaan parkir memperingatkan agar tidak mengemis dipintu keluar dikarenakan membahayakan pengendara sepedah motor dan mobil namun Aldy tetap saja mengemis ditempat ini.
“Dapat segini om kata Aldy, ga tahu dapat berapa” ujar Aldy (02/08/2022) menunjukan tempat uang yang berisi pecahan rp 1000 dan 2000 sepertinya Aldy tidak dapat menghitung setelah wadah uang nya penuh dia merapihkan hasil mengemisnya kemudian menyerahkannya kepada ibunya yang menunggu dipinggir sungai yang berada didepan pasar induk. sesekali dia bermain sewajarnya anak kecil dengan mainan yang dia bawa dari rumah pinggir pos loket parkir.
Saat ditanya dia bersekolah dimana Aldy nampak bingung sepertinya sekolah hal yang asing karena temen seusianya tidak ada yang bersekolah dan lebih memilih mengemis dipasar induk “Belum sekolah om temen ku juga ga ada yang sekolah” kata Aldy
sangat disayangkan anak seperti Aldy tidak mengenal sekolahan dimana anak-anak sangat penting dikenalkan pendidikan sedini mungkin untuk kecerdasan dan masa depan nya, Aldy harus hidup berjuang ditengah kerasnya kota Jakarta Dia harus dipaksakan menjadi tulang punggung kecil untuk keluarganya, dari hasil mengemis Aldy mendaptkan rp 150 ribu sehari yang dia berikan kepada ibu nya yang setia menunggu anaknya yang berjuang dengan hidupnya yang tidak adil ini.
(Es Winata)
Tinggalkan Balasan