Atasi Dampak Covid-19, Firda Mahasiswa KKN UNEJ Pakai Jurus Digital Marketing dan Inovasi Produk Bawang Merah

Bondowoso, FORUMNUSANTARANEWS.COM – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa sebagai bentuk pengabdiannya bagi masyarakat. Universitas Jember tidak kehabisan cara bagi mahasiswanya untuk tetap melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di tengah gemparnya Covid-19. KKN dengan mengusung tema Back To Village (BTV) merupakan alternatif untuk mahasiswa tetap melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat di tempat asalnya. Selain itu, adanya KKN BTV ini merupakan bentuk peran serta Universitas Jember untuk mengurangi penyebaran Covid-19 dengan cara menghindari kerumunan. Untuk ketiga kalinya, Universitas Jember melaksanakan KKN BTV terhitung dari 11 Agustus hingga 9 September 2021.

Salah satu diantara ribuan mahasiswa yang melaksanakan KKN kali ini adalah Firda Eka Kurnia Sari. Dalam pelaksanaan KKN ini Firda, nama panggilan akrabnya, mengambil tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat terdampak Covid-19. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sektor ekonomi Indonesia sedang mengalami pemerosotan signifikan karena dampak Covid-19. Begitu juga efek negatif yang dirasakan warga Prajekan Lor. Firda sebagai mahasiswa PS Ekonomi Syariah melaksanakan program KKN ini dengan sasaran petani bawang merah di desanya, di bawah bimbingan secara online oleh Bapak Sundahri, alumnus La Trobe University Melbourne yang namanya sudah dikenal oleh  para pencinta fotografi nasional. Firda mengaku melakukan pendampingan kepada petani bawang merah dalam pemasaran dan inovasi produk olahan dari bawang merah.

Lebih lanjut Firda mengatakan bahwa pendampingan ini dilakukan karena penjualan bawang merah sasaran mengalami penurunan. “ Selama pandemi, penjualan bawang merah menurun hingga 70%. Biasanya petani bawang merah dapat menjual 70 – 100 kg/hari, tetapi saat pandemi hanya terjual 10 – 30 kg/hari”. Baginya permasalahan yang dialami petani bawang merah saat ini merupakan hal yang wajar  di saat pandemi. Tetapi, bagaimana kita dapat bangkit dari keterpurukan dengan memaksimalkan media yang ada sebagai sarana pemasaran. “Saat ini teknologi semakin canggih, sayang sekali jika tidak dioptimalkan penggunaannya”, imbuhnya.

Menurutnya, inovasi digital marketing saja tidak cukup, tetapi perlu adanya inovasi produk dalam usaha. Anak pertama dari dua bersaudara putri pasangan Bapak Agus Haryanto dan Ibu Ani Sri Astutik tersebut mengaku telah berdiskusi dengan sasaran untuk membuat produk baru dari bawang merah. Produk olahan bawang merah yang akan dibuat adalah bawang goreng dan bawang merah bubuk. Peluang inovasi produk tersebut dilakukan karena berdasarkan hasil survei, banyak pedagang makanan dan ibu-ibu lebih memilih bumbu instan dalam masakannya. “Inovasi dalam setiap usaha perlu dilakukan agar bisnis yang dijalankan dapat berkembang, termasuk peluang inovasi olahan bawang merah ini”, tambahnya.

Alumnus SMA Negeri Prjekan Bondowoso ini berharap, dengan adanya program kerja yang dilakukan dapat membantu perekonomian dan mengembangkan usaha sasaran berupa produk baru olahan bawang merah sebagai nilai tambah dari hasil usaha taninya sehingga pendapatannya dapat meningkat. Selain itu, dengan adanya pendampingan oleh mahasiswa Universitas Jember diharapkan dapat pula menggenjot penjualan hasil panen bawang merah sasaran.

Pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa yang punya hobby menonton tersebut tidak hanya sekedar menjalankan program kerjanya saja melainkan melakukan bentuk pengabdian lain, yaitu membantu sasaran dalam melaksanakan aktivitasnya di lahan bawang merah. Baginya, membantu sasaran di lahan sangat menyenangkan karena dia melakukan kegiatan baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Kegiatan itu berupa menyiram, memupuk, memetik bunga bawang dan mencabuti rumput liar. Firda melakukan kegiatan di lahan tersebut  selama beberapa hari. “Suka banget dapat membantu sasaran di lahan bawang merah, dapat melihat langsung kualitas dan keadaan bawang merah; apalagi akan memasuki musim panen” ujarnya.

Baginya, dengan mengikuti aktivitas petani di sawah tidak hanya sekedar melaksanakan program kerjanya saja. Tetapi dengan mengikuti semua aktivitas sasaran, mahasiswa Ekonomi Syariah yang religius ini dapat mengetahui betul kualiatas bawang merah yang ditanam itu seperti apa, perawatannya bagaimana dan pupuk yang dipakai aman atau tidak. Hal ini dilakukan agar dia semakin berani dalam menjalankan program kerjanya apalagi terkait pemasaran. Firda dapat bersuara lantang bahwa produk yang dipasarkan oleh sasarannya memiliki kualiatas yang baik. “Dalam Hukum Islam, menjalankan bisnis mengutamakan kejujuran; dan yang dijual haruslah jelas entah itu dari segi barang, kualitas, harga dan lain-lain agar pembeli tidak merasa tertipu dan kecewa sesuai dengan pola bisnis Rasulullah”, pungkasnya

Jurnalis : Junaidi

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *