Diduga Pembangunan Jembatan Sri Rahayu – Sri Waylansep Asal-asalan, Pasangan Batu Pondasi Berlumpur

PRINGSEWU, (FN) – Kegiatan proyek rehabilitasi saluran pembuangan Pekon Srirahayu (Jembatan) di ruas jalan penghubung Pekon Sri Rahayu – Sri Waylansep dengan pagu anggaran Rp. 197.977.414,07, melalui rekanan dari dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) kabupaten Pringsewu, Selasa (05/09/2023).

Dilokasi, dikatakan mandor kegiatan pembangunan jembatan tersebut, Wiwit (50) bahwa kegiatan ini adalah pembangunan jembatan yang sudah dilaksanakan sekitar seminggu ini, untuk tenaga pekerjanya 80% kita ambil dari sini aja, dan yang lain kita bawa dari fajaresuk.

“Pembangunan ini kami laksanakan sesuai spek kegiatan, Memang susun batu dahulu dengan lebar yang dipasang sket papan itu lebar 1:50 cm, memang tidak ada (memakai) cakar ayam atau cor-coran, namun hanya batu disusun saja seperti memasang batu pondasi biasa, sesuai dengan speknya,” ungkapnya saat ditemui awak media di kontakan yang tidak jauh dengan kegiatan tersebut.

Sementara, beberapa warga setempat yang tidak menyebutkan namanya, sempat ditemui mengharapkan, bahwa itu memang ada kegiatan pembangunan jembatan, namun sayang kalau ketinggian dan hanya dibangun seperti itu kami berkeyakinan nantinya kalau datang banjir akan jebol juga.

“Kalau pembagunan jembatannya dikerjakan seperti itu saja makan akan jebol bila ada banjir nantinya, Karan selain tidak memakai cakar ayam (cor-coran pada dasar pasangan batu pondasi jembatannya dan tidak ada dibangunnya Talut kiri – kanan maka pasti jebollah,” kata warga setempat.

Lebih lanjut, pekerja dari kegiatan pembangunan jembatan tersebut, mengatakan memang kami hanya diperintah kerjakan seperti ini, tidak ada cor cakar ayamnya.

“iya kami hanya bekerja, kami hanya ikut apa kata mandor, memangsih tidak ada tahapan cor beton/cor cakar ayam nya,” tukas para pekerja saat disinggung soal coran cakar ayam.

Sesuai hasil pantauan media ini dilokasi kegiatan pembangunan proyek jembatan tersebut, terlihat proses pemasangan batu pondasi jembatan terlihat dengan jelas, yang mana batu belah yang disusun dalam lumpur tidak dikeringkan terlebih dahulu lumpurnya. (AN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *