Sesuai amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian bahwa pemberdayaan industri kecil dan industri menengah dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan penguatan kapasitas kelembagaan sentra industri kecil dan industri menengah (IKM) yang berdaya saing.
Kepala DKUPP Fitriawati mengatakan, pelatihan itu difokuskan dalam bentuk dompet/pouch/wristlet yang bisa dipakai oleh perempuan dan laki-laki. Pelatihan dilaksanakan sampai Rabu (12/10) mendatang. Beberapa tahun belakangan karya craft telah mendominasi beberapa pusat pembelanjaan online dan offline. “Sudah banyak para peminat dan penikmat karya seni jahit ini menjadi trend center style dalam beberapa event. Seperti incraft, fashion week di berbagai kota dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kain batik tak hanya cantik dalam bentuk kain. Namun, juga terlihat istimewa bila dibuat dalam bentuk tas, dompet, sepatu dll. ”Selain nampak elegan, nilai ekonomis kain batik dalam bentuk turunan pun lebih tinggi. Sehingga bisa lebih bermanfaat ganda bagi pengrajin kain batik,” imbuhnya.
Dengan meningkatkan keterampilan menjahit, ia berharap para pengrajin kain batik bisa lebih mempunyai nilai jual ekonomis lebih tinggi, bisa meningkatkan perekonomian baik pribadi maupun di lingkungan sekitarnya.
Fitriawati berharap, agar peserta pelatihan dapat meningkatkan kreativitas dan tak berhenti untuk berkarya dengan selalu menggali ide-ide baru. Sehingga usaha kreatif peserta dapat menjadi andalan Kota Probolinggo.
Sementara itu salah seorang peserta, Trinil Budi Lestari menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. “Kami sangat membutuhkan pelatihan ini, salah satunya untuk meningkatkan kinerja pembuatan batik dengan turunannya,” katanya.
Warga asal Kelurahan Sukabumi ini mengaku telah mengikuti pelatihan mulai dari pelatihan dasar hingga pelatihan membuat dompet. Ia berharap ke depan, pemerintah juga dapat memberikan pelatihan batik prada emas, karena hasilnya lebih halus dari pada batik biasa. “Juga fasilitasi untuk pemasaran, kami kesulitan itu. Walaupun kami sudah pakai akun whatsapp bisnis,” tegasnya.
Seperti diketahui, pelatihan yang diikuti oleh sekira 20 orang itu adalah kali ke enam dilaksanakan DKUPP dengan beragam tema yang diusung setiap pelaksanaannya. Tujuannya, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk sekaligus melestarikan kain batik Probolinggo itu sendiri.
Selain itu, memberikan pengetahuan dan keterampilan produksi secara baik, serta memahami standar produk yang berlaku. Serta mendorong industri kreatif Kota Probolinggo sebagai basis penguatan ekonomi lokal. Sumber dana pelatihan ini berasal dari DAK non fisik Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Sentra IKM DKUPP Kota Probolinggo tahun 2022. (Sin)
Tinggalkan Balasan