Efektivitas Limbah Tongkol Jagung terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat

Penulis : Sundahri *)

Tomat merupakan salah satu jenis sayurah/buah potensial. Permintaan terhadap komoditas ini dari tahun ke tahun sangat tinggi. Sejalan dengan itu maka produksinya juga semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2021, produksi tomat di Indonesia mencapai 1.114.399 ton. Produksi tertinggi dicapai oleh Jawa Barat, menyusul Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jawa Timur. Masing-masing produksi pada keempat provinsi tersebut berturut-turut sebesar 292.309, 203.162, 97.271, 93.121 ton. Namun, dilihat dari produktivitasnya masih rendah yaitu berkisar 18 ton/ha. Sedangkan produktivitas tomat dikatakan tinggi apabila mencapai 50 ton/ha.

Produktivitas tanaman tomat di Indonesia yang masih rendah disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik berupa serangan hama, penyakit dan gulma. Sedangkan faktor abiotik disebabkan oleh penggenangan, kekeringan atau cuaca ekstrim, lahan sub optimal, kekurangan unsur hara, dan sebagainya. Akibat faktor abiotik tersebut menyebabkan bunga menjadi rontok, buah kecil, tanaman rebah, buah pecah, busuk dan rontok. Dengan kata lain, tanaman tumbuh tidak sehat dan berdampak pada produksi buah yang rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres biotik dan abiotik yaitu melalui pemberikan unsur silikon. Tanaman tomat cukup besar dalam menyerap unsur benefisial tersebut dari dalam tanah.

Sebenarnya, keberadaan unsur silikon di kerak bumi sangat berlimpah. Silikon merupakan unsur terbesar kedua setelah oksigen. Namun, total unsur tersebut dari tahun ke tahun semakin berkurang. Demikian pula jumlahnya yang tersedia bagi tanaman berfluktuatif dari musim ke musim. Untuk dapat tersedia bagi tanaman membutuhkan waktu lama, terutama yang berasal dari pelapukan pasir kuarsa. Apalagi pemupukan silikon di Indonesia masih sangat jarang. Selain itu, terdapat kecenderungan petani kita tidak mengembalikan sisa hasil panen sepenuhnya ke lahannya.

Salah satu limbah pertanian yang memiliki potensi sumber potensial adalah limbah tongkol jagung. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan bersama mahasiswa, Eka Yuni Hidayati menunjukkan bahwa limbah tongkol jagung (janggel) mengandung SiO2 total 40,98% dan SiO2 terlarut 12,94 %. Angka tesebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil peneliti lainnya. Terlebih lagi apabila dibandingkan dengan kandungan silika dalam limbah tanaman lain seperti padi dan tebu.

Lebih lanjut penelitian kami menghasilkan bahwa ekstrak silika dari limbah tongkol jagung sebesar 300 ppm yang disemprotkan ke daun sebanyak 3 kali efektif dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Sedangkan konsentrasi 100 ppm yang disemprotkan hanya sekali ternyata dapat meningkatkan produksi buah.

 

*) Penulis adalah dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *