Hati-Hati Surabaya darurat modus Investasi Bodong 

 

 

 

 

Surabaya, Forum Nusanatara – Dalam hidup tentunya kita sebagai makhluk yang memiliki masa depan tentunya akan selalu memikirkan terkait kehidupan kita dimasa mendatang dengan menabung atau berinvestasi.

 

Investasi sendiri memiliki banyak macam dengan seribu keuntungan yang menjanjikan, namun dijaman yang semakin maju seperti sekarang tak jarang investasi dijadikan sebuah alat penipuan utamanya lewat investasi online seperti yang dialami oleh Bapak Puji warga Surabaya yang menjadi korban penipuan investasi bodong lewat Telegram sehingga mencapai kerugian sebesar 104 Juta.

 

Krologi kejadiannya Pak Puji diundang kedalam sebuah grup Telegram bernama Arbin Resta Amanah Indonesia, grup tersebut memberikan informasi terkait investasi online. Grup dengan member sejumlah 3000 orang itu menawarkan 4 paket investasi.

 

Yang pertama paket silver dengan keuntungan 15 persen, yang kedua paket gold dengan keuntungan 30 persen, ketiga paket platinum dengan keuntungan 50 persen, terakhir paket VVIP dengan keuntungan sebesar 70 persen.

 

Pak Puji menjelaskan kepada tim media Harian merdeka post terkait sistem investasi tersebut. “Saya kebetulan titip dana dan memilih paket platinum dengan uraian titip dana minimal 41 Juta dan maksimal 60 Juta” ujarnya

 

Pak Puji mengaku beliau mentransfer sebesar 40 Juta dengan informasi bahwa keesokan harinya Pak Puji langsung bisa mendapatkan keuntungan, namun hingga hari yang dijanjikan, pihak terkait mengkonfirmasi bahwa Pak Puji terkena limit sehingga harus mentransfer lagi. “Saya transfer lagi 38 Juta” ujar Pak Puji kepada tim media. Tak hanya itu, Pak Puji juga mentransfer sebanyak 3 kali setelahnya dengan nominal 5 juta, 15 juta serta yang terakhir 5 juta. Hingga kerugian menyentuh angka 104 Juta rupiah.

 

Dengan kerugian yang didapat, Pak Puji mencoba bertanya pada pihak terkait tentang bagaimana nasib dana yang telah dia masukkan, kembali pihak terkait mengkonfirmasi bahwa Pak Puji terkena limit dan harus transfer ulang untuk bisa mencairkan dana dan keuntungan.

 

“Sempat saya dikonfirmasi untuk mengecek pencairan, namun ternyata nihil. Dan kejadian ini terjadi sekitar bulan Februari hingga berita ini dinaikkan belum ada kejelasan” ujarnya. Dan setelah kejadian tersebut, korban di keluarkan dari grup telegram tersebut. (Slm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *