forumnusantaranews.com Banyuwangi, Bicara lahan baku pertanian beririgasi teknis maupun non teknis di Kabupaten Banyuwangi, secara plotting dan identifikasi lapangan memberikan data yang cukup besar jumlah lahannya di Kabupaten Banyuwangi. “Kita itu memiliki lahan pertanian terutama sawah hampir kurang lebih 65 ribu hektar, belum kalau kita memetakkan kebun-kebun dan termasuk tanaman hortikultura. potensinya bisa mencapai luasan 85 ribu hektar. Jadi total luasan potensi lahan pertanian di Banyuwangi bisa mencapai 150 an ribu hektar. Dengan lahan produktif pertanian sebesar itu, seharusnya dapat menjadi skema INVESTASI yang sangat menarik dan menguntungkan, bila dikelola secara Manajemen Operasi yang baik. Ungkap Yusuf Widyatmoko, mantan Wakil Bupati Banyuwangi dan rivalitas Ipuk Azwar Annas disela diskusi bareng dengan Para Penggiat Pertanian di daerah Jambesari. Rabu (24/3/21).
Skema INVESTASI yang bisa dilakukan dapat disenergikan tanpa harus ada unsur pengesampingkan masayarakat sekitar desa, bahkan bila diatur, dikelola di manajemen yang baik, masyarakat desa sebagai pemilik lingkungan pertanian, disenergikan menjadi pola yang sama-sama mendapatkan manfaat. Bahkan menciptakan lapangan pekerjaan maupun pemberdayaan perempuan ibu-ibu sekitar desa. sebagai peningkatan daya beli dan perbaikan taraf hidup keluarga mereka. Sayangnya sektor “INVESTASI” pertanian ini, secara wadah kelembagaan yang mumpuni, belum ada yang professional dalam pengelolaannya. Banyak yang dibilang hanya showup mereka menawarkan pola investasi dan kerja sama pertanian peternakan, tetapi bisa dikatakan banyak yang korban dan tidak berjalan. Hal ini menyangkut Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pertanian yang tidak terencana dan tersistem secara baik.
Yusuf Widyatmoko, sepakat dengan para penggiat dan pemerhati pertanian, bahwa yang perlu diperhatikan dalam skema investasi ini juga tidak lepas dari bebarapa faktor, tetapi dari sekian faktor dikelompokan dalam 2 entitas besarnya, yaitu: 1. Menyangkut bagaimana menciptakan produk hasil hasil pertanian yang berkualitas (Operasi Produksi) 2. Menajemen Pemasaran, bagaimana produk hasil pertanian yang baik itu teserap dan dapat diterima pasar dengan harga yang sangat menguntungkan. “Misalkan saja, bagaimana setiap kali panen raya Buah Naga, harga selalu jatuh, bahkan sempat viral si sosial media, buah naga dijadikan makanan ternak karena harga yang sangat murah dan tidak masuk akal, sehingga biaya untuk memanen buah dan mendistribusikannya, sudah berbanding terbalik dengan harga jual, artinya petani sangat merugi atas usaha pertanianya.
Investasi Pertanian dapat dipolakan sebagai investasi yang berbasis Syariah. Bagaimana pola-pola kerjasama yang saling memberikan manfaat keuntungan dapat dilaksanakan dengan realitas yang membagi porsi skema dalam BAGI HASILNYA, bagi hasilnya. Disini ada 3 kelompok penerima manfaat bila investasi ini dikembangkan. (1) Pertama adalah Pemilik Dana (Investor), (2) Pengelola Dalam Manajemen Operasi Produksi yang ketiga (3) Masyarakat Pedesaan. “Saya berfikir bila ini dapat dijalankan dengan sangat baik dan terencana, akan sangat memberikan perbaikan Ekonomi Banyuwangi kedepan, berapa banyak lapangan pekerjaan yang akan tercipta, belum lagi bangiktan usaha yang akan tercipta sebagai pendukung dan matarantai usaha yang berkembang, saya berfikir pemuda tidak perlu keluar daerah untuk mendapatkan keterediaan lapangan kerja.
Investasi pertanian dapat melebihi investasi tambang emas yang ada di Banyuwangi, bahkan multiplayer effeknya sangat berdampak luas kepada masyarakat, Potensi kebersamaan dan menciptakan kerukunan masyarkat pedesaan lebih baik, daya beli masyarakat dan derajat nilai kehidupan mereka juga akan meningkat. Ini bisa dikatakan INVESTASI yang berbasis benar-benar Syariah bila dapat dilaksanakan.
INEVESTASI Pertanian, bahkan multiplayer, Pengganti Tambang EMAS DI Banyuwangi.
forumnusantaranews.com Banyuwangi, Bicara lahan baku pertanian beririgasi teknis maupun non teknis di Kabupaten Banyuwangi, secara plotting dan identifikasi lapangan memberikan data yang cukup besar jumlah lahannya di Kabupaten Banyuwangi. “Kita itu memiliki lahan pertanian terutama sawah hampir kurang lebih 65 ribu hektar, belum kalau kita memetakkan kebun-kebun dan termasuk tanaman hortikultura. potensinya bisa mencapai luasan 85 ribu hektar. Jadi total luasan potensi lahan pertanian di Banyuwangi bisa mencapai 150 an ribu hektar. Dengan lahan produktif pertanian sebesar itu, seharusnya dapat menjadi skema INVESTASI yang sangat menarik dan menguntungkan, bila dikelola secara Manajemen Operasi yang baik. Ungkap Yusuf Widyatmoko, mantan Wakil Bupati Banyuwangi dan rivalitas Ipuk Azwar Annas disela diskusi bareng dengan Para Penggiat Pertanian di daerah Jambesari. Rabu (24/3/21).
Skema INVESTASI yang bisa dilakukan dapat disenergikan tanpa harus ada unsur pengesampingkan masayarakat sekitar desa, bahkan bila diatur, dikelola di manajemen yang baik, masyarakat desa sebagai pemilik lingkungan pertanian, disenergikan menjadi pola yang sama-sama mendapatkan manfaat. Bahkan menciptakan lapangan pekerjaan maupun pemberdayaan perempuan ibu-ibu sekitar desa. sebagai peningkatan daya beli dan perbaikan taraf hidup keluarga mereka. Sayangnya sektor “INVESTASI” pertanian ini, secara wadah kelembagaan yang mumpuni, belum ada yang professional dalam pengelolaannya. Banyak yang dibilang hanya showup mereka menawarkan pola investasi dan kerja sama pertanian peternakan, tetapi bisa dikatakan banyak yang korban dan tidak berjalan. Hal ini menyangkut Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pertanian yang tidak terencana dan tersistem secara baik.
Yusuf Widyatmoko, sepakat dengan para penggiat dan pemerhati pertanian, bahwa yang perlu diperhatikan dalam skema investasi ini juga tidak lepas dari bebarapa faktor, tetapi dari sekian faktor dikelompokan dalam 2 entitas besarnya, yaitu: 1. Menyangkut bagaimana menciptakan produk hasil hasil pertanian yang berkualitas (Operasi Produksi) 2. Menajemen Pemasaran, bagaimana produk hasil pertanian yang baik itu teserap dan dapat diterima pasar dengan harga yang sangat menguntungkan. “Misalkan saja, bagaimana setiap kali panen raya Buah Naga, harga selalu jatuh, bahkan sempat viral si sosial media, buah naga dijadikan makanan ternak karena harga yang sangat murah dan tidak masuk akal, sehingga biaya untuk memanen buah dan mendistribusikannya, sudah berbanding terbalik dengan harga jual, artinya petani sangat merugi atas usaha pertanianya.
Investasi Pertanian dapat dipolakan sebagai investasi yang berbasis Syariah. Bagaimana pola-pola kerjasama yang saling memberikan manfaat keuntungan dapat dilaksanakan dengan realitas yang membagi porsi skema dalam BAGI HASILNYA, bagi hasilnya. Disini ada 3 kelompok penerima manfaat bila investasi ini dikembangkan. (1) Pertama adalah Pemilik Dana (Investor), (2) Pengelola Dalam Manajemen Operasi Produksi yang ketiga (3) Masyarakat Pedesaan. “Saya berfikir bila ini dapat dijalankan dengan sangat baik dan terencana, akan sangat memberikan perbaikan Ekonomi Banyuwangi kedepan, berapa banyak lapangan pekerjaan yang akan tercipta, belum lagi bangiktan usaha yang akan tercipta sebagai pendukung dan matarantai usaha yang berkembang, saya berfikir pemuda tidak perlu keluar daerah untuk mendapatkan keterediaan lapangan kerja.
Investasi pertanian dapat melebihi investasi tambang emas yang ada di Banyuwangi, bahkan multiplayer effeknya sangat berdampak luas kepada masyarakat, Potensi kebersamaan dan menciptakan kerukunan masyarkat pedesaan lebih baik, daya beli masyarakat dan derajat nilai kehidupan mereka juga akan meningkat. Ini bisa dikatakan INVESTASI yang berbasis benar-benar Syariah bila dapat dilaksanakan.
Tinggalkan Balasan