Struktur Kerja Dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu layanan penting yang bertujuan menyediakan makanan bergizi kepada siswa di berbagai sekolah. Untuk memastikan keberhasilannya, diperlukan proses dapur yang teratur dan terstruktur. Tidak hanya membutuhkan peralatan lengkap, sistem shift yang ketat juga menjadi kunci dalam menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengiriman makanan.
Dalam operasional harian, dapur MBG dibagi menjadi beberapa bagian dengan tugas masing-masing. Proses dimulai dari persiapan bahan mentah hingga pengantaran makanan ke sekolah. Selain itu, para relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga turut serta dalam menjalankan proses ini. Berikut penjelasan detail mengenai pembagian shift dan tugas-tugas yang dilakukan.
Pembagian Shift di Dapur MBG
Untuk mencapai target distribusi pagi, dapur MBG membagi staf ke dalam beberapa shift. Sistem ini memungkinkan pekerjaan berjalan tanpa henti dari sore hingga pagi hari berikutnya. Berikut rincian jam kerja di setiap tahap:
-
Tim Persiapan (Prepare) – 15.00 sampai 02.00 WIB
Tim ini bertanggung jawab mempersiapkan seluruh bahan mentah yang akan diolah. Di sisi lain, beberapa dapur MBG menjalankan persiapan mulai pukul 20.00 hingga 03.00, terutama pada unit pelayanan gizi (SPPG). Mereka memastikan sayuran sudah dibersihkan, bumbu diracik, dan bahan lain siap untuk tim memasak. -
Tim Masak – 23.00 sampai 08.00 WIB
Setelah bahan siap, giliran tim cooking mengambil alih. Proses memasak tidak bisa dimulai terlalu cepat karena pemerintah menegaskan bahwa pengolahan makanan MBG tidak boleh dilakukan sebelum pukul 00.00. Misalnya, untuk pengiriman pukul 06.00, proses masak baru boleh dimulai pukul 02.00 agar kualitas makanan tetap terjamin. Selain itu, ada pengawasan dapur yang kerap dimulai lebih awal, yaitu sekitar pukul 01.00. -
Tim Packing atau Pemorsian – 03.00 sampai 10.00 WIB
Setelah makanan matang, tim packing bekerja mengisi setiap porsi sesuai instruksi tenaga gizi. Pada fase ini, akurasi sangat penting karena setiap sekolah memiliki jumlah porsi berbeda. Selain itu, proses pemorsian harus berjalan cepat karena batas pengantaran semakin dekat. -
Tim Pengantaran – Mulai 06.30 WIB
Ketika pemorsian rampung, tim pengantaran bergerak ke sekolah-sekolah. Mereka berangkat sekitar pukul 06.30 sesuai Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dari asisten lapangan. Di sisi lain, tugas mereka tidak hanya mengantar. Wadah makanan juga harus diambil kembali sekitar pukul 12.00. -
Tim Cuci – 12.00 sampai 20.00 WIB
Setelah wadah kembali tiba di dapur, tim pencuci bekerja hingga pukul 20.00. Tahap ini menutup keseluruhan siklus dapur MBG yang terus berulang dari Senin sampai Jumat.
Dengan pola tersebut, dapat terlihat bahwa jam kerja dapur MBG berjalan hampir tanpa jeda dari sore hingga malam hari berikutnya.
Rincian Jam Kerja Relawan SPPG
Selain dapur umum MBG, relawan SPPG juga bekerja dengan ritme yang hampir sama. Mereka bekerja dalam beberapa tahapan yang saling berkesinambungan. Berikut rincian jam kerja mereka:
- Tim Prepare: 20.00 – 03.00
- Tim Cooking: 23.00 – 08.00
- Tim Packing/Pemorsian: 03.00 – 10.00
- Tim Pengantaran: Berangkat 06.30, lalu mengambil kembali wadah pukul 12.00
- Tim Cuci: 12.00 – 20.00
Dengan alur tersebut, makanan dapat tiba di sekolah sekitar pukul 07.00 setiap hari. Selain itu, seluruh jadwal hanya berlaku pada hari sekolah karena program MBG tidak berjalan pada masa libur.
Mengapa Sistem Shift Sangat Penting?
Dengan banyaknya tahapan, penggunaan sistem shift adalah satu-satunya cara agar pekerjaan dapur tetap efisien. Di sisi lain, pembagian waktu ini mencegah pekerja mengalami beban berlebih. Misalnya, staf dapur tidak perlu bekerja dari sore hingga pagi karena tugas sudah dialihkan secara bergilir.
Selain itu, sistem shift juga membuat dapur dapat menyesuaikan kapasitas produksi sesuai kebutuhan harian sekolah. Misalnya, bila ada pengiriman besar, tim dapat masuk lebih awal sesuai instruksi pengawas.
Dari seluruh rangkaian proses di atas, dapat disimpulkan bahwa jam kerja dapur MBG terbagi dalam beberapa shift yang dimulai sejak sore hingga siang hari berikutnya. Setiap bagian memiliki peran yang saling melengkapi agar makanan bisa tersaji tepat waktu dan berkualitas. Selain itu, sistem ini memastikan bahwa staf dapat bekerja dengan ritme yang teratur tanpa harus menanggung beban yang tidak proporsional.
Tinggalkan Balasan