Mudik sambil ber-Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah model pengabdian kepada masyarakat yang sedang berkembang di kalangan perguruan tinggi saat ini atau lebih dikenal dengan Back to Village. Demikian pula halnya program pengabdian yang sedang dilaksanakan oleh Siti Nurul Khomariah, putri pasangan Bapak Saini dan Ibu Tolaini. Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember semester 7 ini melakukan program pengabdiannya di kampung halamannya, yaitu Desa Kembang yang berada di Barat Daya Kota Bondowoso. Sebuah nama desa unik yang akan membawa pikiran orang yang baru mendengarnya kepada sebuah desa yang dipenuhi warna-warni bunga pada high land paradise Bondowoso.
Berdasarkan data yang disajikan Nurul, Desa Kembang berdiri sekitar tahun 1967. Desa tersebut memiliki luas wilayah kurang lebih 2,7 km2 dan berada pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Desa di Selatan kota Bondowoso ini merupakan daerah yang subur sehingga prospektif untuk pengembangan pertanian.
“Sesuai dengan potensinya, perekonomian di Desa Kembang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai basis dan penggerak roda perekonomian wilayah. Pertanian sebagai sektor unggulan sampai saat ini berperan dominan dan strategis bagi pembangunan perekonomian karena sebagian besar, yaitu sekitar 52% masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani”, imbuh mahasiswa penggemar film Ainun dan Habibie tersebut.
“Selain bertani, masyarakat Desa Kembang juga berternak sapi dan kambing. Ternak seolah menjadi tabungan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu”, tambahnya.
“Di samping pertanian dan peternakan, Desa Kembang memiliki potensi lain yaitu adanya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). UMKM memiliki potensi perekonomian berkelanjutan; namun, pandemi Covid-19 mempengaruhi sustainability usaha masyarakat Desa Kembang. Di sisi lain, pelaku usaha harus mempertahankan branding yang dimiliki di tengah pandemi Covid-19”, paparnya.
Gadis asli Kota Tape itu menambahkan bahwa akibat dampak Covid-19 yang sangat serius terhadap kehidupan, pemerintah membuat kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). PPKM mengakibatkan penurunan sektor ekonomi. Sektor yang sangat terkena dampak oleh pandemi Covid-19 adalah usaha akomodasi dan makanan/minuman sebanyak 92,47%. PPKM tentu saja juga diterapkan di Desa Kembang. Oleh sebab itu, mahasiswa yang hobby memasak tersebut memilih program kerja berupa pengembangan wirausaha masyarakat yang terdampak Covid-19 yaitu UMKM susu murni “Putra Riau” yang dikelola oleh Bapak Garsadi di Jalan Rengganis Duko Kembang.
Menurut alumnus SMK Negeri 1 Bondowoso tersebut, susu murni merupakan minuman segar yang cukup populer di kalangan masyarakat sebagai minuman sehat. UMKM susu murni Putra Riau berdiri sejak tahun 2004 di Desa Kembang. Pada masa pandemi ini, omset penjualan susu murni produk UMKM “Putra Riau” mengalami penurunan karena selama adanya PPKM tidak dapat memasarkan produknya terutama pada akhir pekan di alun alun kota Bondowoso. Selain itu, imbuhnya, produk tersebut kurang dikenal oleh masyarakat desa. Oleh karena itu, mahasiswa yang bercita-cita menjadi pengusaha sukses tersebut menuangkan program kegiatan KKN “Back To Village, dibawah bimbingan Bapak Sundahri secara online, berupa inovasi produk dan e-commerce. Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan usaha susu murni melalui peningkatan kualitas produk dan layanan, serta pemasaran secara online dengan memanfaatkan aplikasi Shopee dan media sosial yang banyak diminati oleh kaum milineal yaitu Instagram (Junaidi).
Tinggalkan Balasan