Climate change atau yang memiliki arti perubahan iklim merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat global karena perubahan iklim merupakan kondisi dimana terjadi ketidakstabilan iklim di seluruh belahan dunia sehingga menyebabkan perubahan yang signifikan seperti mencairnya es di kutub utara dan selatan yang menyebabkan naiknya volume air laut di bumi. Fenomena perubahan iklim ini juga menyebabkan berbagai macam cuaca ekstrem yang terjadi akibat perubahan suhu di Sebagian tempat. Di satu wilayah, bisa saja terjadi hujan terus-menerus yang disertai dengan angin kencang dan menyebabkan banjir. Sementara di wilayah lain terjadi kemarau berkepanjangan hingga mengeringkan sawah, ladang dan sumber-sumber air masyarakat. Pada pokok pembahasan kali ini kita akan membahas pengaruh perubahan iklim global pada sektor pertanian.
Sektor pertanian adalah sektor dimana menjadi sektor utama yang terdampak terlebih dahulu apabila memasuki pokok pembahasan tentang perubahan iklim global. Karena dalam sektor pertanian memiliki berbagai macam aspek yang dimana aspek-aspek tersebut sangat sensitif apabila berurusan dengan perubahan iklim global. Hal ini dikarenakan terdapat siklus air dan juga irigasi yang berperan penting dalam produksi pertanian. Dampak dari perubahan iklim seperti contohnya banjir termasuk faktor utama penyebab terjadinya gagal panen. Kondisi ini berimplikasi terhadap penurunan produksi dan kesejahteraan petani (Hadi et al. 2000).
Banjir menjadi salah satu penyebab gagal panen dikarenakan terjadi penggenangan air di lahan pertanian yang menyebabkan tanaman komoditas mengalami kelebihan air dan mati. Pada saat banjir berkembang penyakit hama seperti kresek dan blas pada tanaman padi. Antranoksa pada tanaman cabai, dan lain sebagainya. Apabila ditinjau lebih spesifik perubahan iklim global memiliki hubungan erat dengan produksi pertanian. Pengaruh perubahan ikli global bersifat multidimensional, mulai dari sumber daya, infrastruktur pertanian, hingga ketahanan pangan. Permasalahan penggenangan air pada lahan pertanian akibat banjir yang disebabkan perubahan iklim ini perlu ditindaklanjuti karena dapat menurunkan produktivitas dari lahan pertanian itu sendiri.
Agroekologi adalah sebuah sistem pertanian berkelanjutan yang menggambarkan hubungan alam, ilmu sosial, ekologi, ekonomi, masyarakat, dan lingkungan yang sehat. Agroekologi juga termasuk sistem pertanian yang dapat dijadikan sebagai pertanian di masa mendatang dalam mengatasi perubahan iklim. Penerapan agroekologi pada pertanian berkonsep pada keberlanjutan dari pertanian dan ekologinya. Dalam agroekologi diberikan pengetahuan dan metodologi yang digunakan untuk pembangunan pertanian yang ramah lingkungan dan produktif. Apabila agroekologi ini dikaitkan dengan penanganan penggenangan air pada lahan pertanian akibat perubahan iklim global, maka agroekologi menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Pada dasarnya, penerapan agroekologi dalam mengatasi dampak penggenangan air di lahan pertanian memiliki bentuk penerapan Agroforesty.
Agroforesty sendiri merupakan pengelolaan lahan dimana lahan tersebut terdiri dari tanaman dan hewan yang saling berinteraksi dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dengan bentuk penerapan agroforesty ini dapat menjadi solusi penanganan penggenangan air pada lahan pertanian akibat perubahan ilim global. Penggenangan air pada lahan pertanian ini juga memiliki dampak dalam seginekonomi pertanian, yaitu menurunkan produksi dari komoditas yang dibudidayakan. Hal inin dapat menyebabkan tingginya angka kemiskinan dan tingginya krisis pangan pada masyarakat. Penerapan agroekologi berupa agroforesty ini memiliki prospek yang luas dalam penerapan sistem pertanian berkelanjutan. Dikarenakan dalam prakteknya mmanfaatkan seluruh komponen biotik dan abiotic dalam suatu ekosistem untuk meraih keuntungan dan juga mencegah terjadinya penurunan produksi akibat bencana alam seperti banjir yang menyebabkan terjadinya penggenangan air pada lahan pertanian. Penerapan agroforesty membutuhkan data wilayah yang akurat agar saat penanaman komoditas seluruh komponen biotik yang ada di wilayah tersebut dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya. Maka dari itu diciptakan peta zona agroekologi guna mengetahui dan mengklasifikasikan wilayah sesuai dengan komoditas yang akan ditanami. Peta zona agroekologi adalah sebuah data geospasial tematik turunan dari peta tanaha atau satuan lahan yang menayajikan sebaran satuan-satuan lahan yang mempunyai kesamaan karakteristik iklim, terrain, tanah, dan potensi untuk pengembangan komoditas pertanian. Peta zona agroekologi memiliki data dan informasi sumberdaya lahan uang men akup data iklim, terrain, dan tanah guna membantu memberikan bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam penerapan agroforesty. Peta zona agrokelogi sangat membantu para petani dalam menanggulangi terjadinya penggenangan air pada lahan pertanian karena dapat mengantisipasi para petani untuk menanam komoditas yang sesuai dengan wilayahnya. Peta zona agroekologi juga membantu petani dalam membuat drainase yang sesuai dengan komoditasnya agar mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman serta menanggulangi terjadinya penggenangan air akibat perubahan iklim global.
Perubahan iklim global merupakan suatu fenomena alam yang terjadi secara alamiah yang menyebabkan terjadinya perubahan besar terutama pada sektor pertanian. Salah satu dampak dari perubahan iklim global pada sektor pertanian adalah terjadinya bencana banjir yang menyebabkan terjadinya penggenangan air pada lahan pertanian. Dengan diterapkannya ilmu agroekologi dengan bentuk agroforesty maka dapat membantu mengatasi penggenangan air pada lahan pertanian dengan bantuan peta zona agroekologi untuk membantu mengambil kebijakan dalam penanaman komoditas pertanian. Penerapan agroforesty memiliki prospek yang luas dalam mengatasi penurunan produksi akibat penggenangan air yang merusak lahan.
Penulis : Anggara Primadipta dan Sundahri
Korespondensi : Sundahri.faparta@unej.ac.id
PS Agronomi, FAPERTA UNEJ
Editor : Junaidi
Tinggalkan Balasan