FORUMNUSANTARANEWS.COM- Surabaya. WHO menetapkan status virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau Covid-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 di Jenewa, Swiss. Berbagai hal dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menekan angka kasus positif Covid-19. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan dan mengembangkan teknologi khususnya di bidang medis.
Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun terdapat perubahan besar dalam dunia teknologi medis seperti penciptaan alat pendeteksi virus Covid-19 hingga berbagai alat untuk perawatan pasien terdiagnosis positif Covid-19. Perkembangan teknologi medis tidak hanya mencakup bidang pelayanan pasien, tetapi juga mengalami kemajuan dalam hal big data dimana data setiap pasien dapat tersimpan dengan baik dan terjamin kerahasiaannya. Bahkan, teknologi juga membantu dalam menjangkau tenaga medis dan pasien yang mengalami kesulitan dalam berkonsultasi kapanpun dan dimanapun.
Secara umum, teknologi di bidang medis berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu alat untuk mendeteksi, mencegah, serta menyembuhkan suatu penyakit. Setiap alat tentu memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
- Teknologi pengujian
Teknologi pengujian yang telah dikembangkan sejauh ini meliputi: rapid test antigen, GeNose dan MiSHERLOCK dan sebagainya. Setiap alat pendeteksi virus ini memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Pada penggunaan Rapid Test Antigen misalnya, efektivitasnya sekitar 85% dalam mendeteksi virus korona. Tentu nilai tersebut dibandingkan dengan hasil analisis menggunakan PCR sebagai kontrol.
- Teknologi Penelusuran secara Digital
Aplikasi PeduliLindungi sebagai contoh digunakan dalam penelusuran seseorang apabila ingin melakukan perjalanan di stasiun, terminal, pelabuhan ataupun bandara. Aplikasi berbasis website dan HP ini berpeluang untuk dapat melacak hubungan kontak langsung dengan penderita Covid-19 sehingga penyebaran virus dapat ditekan dengan cara mengisolasi mereka yang pernah melakukan kontak erat dengan penderita.
- Pencegahan atau perlindungan
Vaksin, bilik disinfektan otomatis, teknologi transfusi plasma darah, dan masker spesifik yang dapat mendeteksi virus disamping mencegah penularan virus merupakan contoh teknologi yang berkembang untuk mencegah dari penularan Covid-19. Pencegahan melalui vaksin misalnya tidak menjamin akan kebal terhadap infeksi Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip oleh WHO (2021) menunjukkan bahwa hanya 80% yang dapat diproteksi melalui vaksinasi. Ini berarti bahwa 20% penduduk yang telah divaksin akan terinfeksi. Namun demikian, masyarakat yang telah divaksin walaupun terinfeksi Covid-19 biasanya tidak menunjukkan gejala yang parah sebagaimana yang tidak divaksin.
Sumber: WHO (2021)
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Tenforde et al. (2021) menunjukkan bahwa efektivitas vaksin dipengaruhi oleh jumlah vaksinasi yang diberikan. Semakin banyak vaksinasi yang diterima maka keefektifan vaksinasi akan meningkat. Hasil penelitian tentang keefektivan vaksin ini dilakukan pada pasien-pasien berusia 65 tahun ke atas pada 24 rumah sakit di 14 negara bagian Amerika Serikat.
Sebagai penutup, berbagai alat sebagai bentuk kemajuan teknologi medis memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing dan berperan penting dalam usaha menekan angka kasus Covid-19. Oleh karena itu, teknologi tersebut perlu terus dikembangkan guna menekan perkembangan pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Sebagai konsekuensinya agar upaya tersebut berhasil, kita harus tetap menerapkan 5 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas).
Penulis: Aulia Febrina Maharani, mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (semester 1).
Tinggalkan Balasan