ForumNusantaraNews.com – Jember. Di Indonesia, pemupukan silika pada tanaman budidaya masih sangat jarang dilakukan. Padahal lahan yang digunakan seringkali ditanami tanaman yang rakus terhadap unsur silikon seperti padi, tebu dan tanaman rumput-rumputan lainnya. Dengan demikian lahan menjadi kekurangan unsur silikon tersedia atau yang mudah diserap tanaman. Penyebab lainnya adalah kurannya upaya pengembalian sisa hasil panen; pencucian hara yang sangat tinggi di daerah tropis dan kelarutan unsur silikon dari mineral di dalam tanah sangat lambat sekali maka fenomena ini dapat menyebabkan problem kekurangan silikon/silika pada tanaman tertentu yang dapat menyerap unsur tersebut seperti tomat. Karena itu, kami melakukan penelitian terhadap beberapa sumber silika yang potensial terutama yang berasal dari limbah pertanian. Selain itu, sebagai tindak lanjut penelitian di atas kami juga melakukan percobaan lanjutan mengenai konsentrasi dan frekuensi pemberian ekstrak silika dari berbagai sumber di atas agar dapat menghasilkan pertumbuhan, produksi dan kualitas tomat yang diinginkan.
Penelitian ini terdiri atas 3 sub percobaan yang dilaksanakan pada Mei sampai dengan Desember 2021 di Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jember dan green house Jalan Srikaya Jember. Adapun sumber silikon yang berasal dari limbah pertanian meliputi jerami padi, abu sekam dan tongkol jagung. Kemudian masing masing dicari konsentrasi dan frekuensi pemberiannya yang terbaik. Hal ini berdasarkan fakta bahwa apabila diberikan dalam konsentrasi terlau rendah biasanya tidak efektif. Sebaliknya, apabila diberikan dalam konsentrasi terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman menjadi kerajunan selain merupakan pemborosan.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa kandungan silikon pada abu sekam padi memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dengan tongkol jagung dan jerami padi. Hal ini disebabkan karena deposisi silikon tertinggi pada tanaman padi terdapat pada gabah bulir padi. Sedangkan tanaman padi sendiri merupakan salah satu penyerap unsur tertinggi yang dapat mencapai 5% dari berat kering tamanan.
Percobaan pertama menggunakan ekstrak silika dari jerami padi. Pada percobaan ini terdapat pengaruh yang signifikan antara konsentrasi dan frekuensi pemberian ekstrak silika jerami padi terhadap hasil tanaman tomat. Namun, pengaruh perlakuan 300 ppm dan frekuensi pemberian sebanyak dua kali dapat menurunkan hasil tanaman tomat. Pada perlakuan konsentrasi ekstrak silika dari jerami padi berpengaruh nyata terhadap daya simpan buah. Konsentrasi ekstrak silika 300 ppm merupakan level perlakuan terbaik dalam meningkatkan daya simpannya. Adapun pengaruh frekuensi pemberian ekstrak jerami sebagai faktor tunggal tidak signifikan terhadap peningkatan hasil dan daya simpan buah tomat.
Percobaan kedua menyimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemberian konsentrasi ekstrak silika dari sekam padi dan frekuensi penyemprotannya untuk meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas buah tomat. Konsentrasi silika terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas buah tomat yakni 100 ppm. Frekuensi aplikasi silika terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas buah tomat yakni sebanyak 1 kali penyemprotan.
Adapun percobaan ketiga menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pemberian konsentrasi dan frekuensi penyemprotan ekstrak silika yang berasal limbah tongkol jagung terhadap pertumbuhan tomat. Pengaruh perlakuan terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat yaitu konsentrasi 300 ppm dengan frekuensi penyemprotan sebanyak 3 kali. Perlakuan konsentrasi terbaik yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat yaitu konsentrasi 280 ppm. Adapun perlakuan konsentrasi terbaik yang mampu meningkatkan produksi tanaman tomat yaitu 190 ppm.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa limbah pertanian memiliki potensi yang baik sebagai sumber pupuk silikon. Besar harapan, hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah wacana agar petani dapat memanfaatkan limbah pertanian dengan baik sebagai sumber pupuk silikon. Hal ini disebabkan peranan pupuk tersebut sangat signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas buah tomat yang dihasilkan. Namun demikian, penggunakan pupuk ini juga memiliki peluang untuk digunakan pada tanaman lainnya terutama yang dapat menyerap unsur tersebut dalam jumlah cukup tinggi. Selain peranan unsur tersebut di atas, penggunaan pupuk tersebut juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap faktor biotik seperti hama dan penyakit serta faktor abitotik misalnya efek negatif pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan. Dengan demikian penggunaan pestisida terutama sintetis dapat ditekan dan kehilangan hasil akibat pengaruh faktor iklim dapat ditekan. Secara tidak langsung penggunakan silikon pada bidang pertanian juga berakibat peningkatan terhadap kualitas hasil pertanian dan pada akhirnya kesehatan konsumen dan lingkungan dapat lebih ditingkatkan.
Penulis : Sundahri, Fakultas Pertanian Universitas Jember
Tinggalkan Balasan