PRODUKSI BENIH REFUGIA SEBAGAI ALTERNATIF USAHA BARU DI BIDANG PERTANIAN

FORUMNUSANTARANEWS.COM – Sebagai upaya untuk mendorong dan mendukung visi dan misi Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambersari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso kami, sebagai salah satu pembimbing mahasiswa Kulliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut ikut berperan serta dalam mewujudkan visi dan misi tersebut. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan limbah bunga refugia yang berasal dari bank refugia yang sejak awal diinisiasi bersama mahasiswa KKN di desa tersebut.

Pada tahun pertama, program tersebut mendapatkan support dari mahasiswa KKN Universitas Jember sebagai mahasiswa bimbingan ketua pelaksana program. Namun karena adanya pandemi Covid-19 maka KKN dilaksanakan secara daring sehingga pada tahun kedua keterlibatan mahasiswa KKN tidak ada. Untungnya, pada KKN Back to Village 3 di tahun ketiga, sudah ada pengelompokan mahasiswa dalam satu wilayah sehingga terdapat mahasiswa yang berasal dari Desa Grujugan Lor. Oleh karena itu, beberapa mahasiswa tersebut juga dilibatkan dalam program ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam program ini, telah dilakukan pelatihan mengenai pengolahan pascapanen benih refugia yang meliputi: pemanenan, pengeringan, sortasi, pengemasan dan pelabelan. Benih-benih yang digunakan dalam pelatihan berasal dari limbah bunga refugia yang sudah mengering. Tentunya, bunga-bunga tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi keelokannya. Bunga yang sudah mengering tersebut juga merupakan sisa dari bunga refugia yang dimanfaatkan sebagai teh refugia sebagai salah satu bentuk produk bunga refugia pada program tahun sebelumnya.

Pelatihan tersebut dilaksanakan secara online untuk menghindari adanya kerumunan karena pada saat itu PPKM masih sangat ketat. Selain itu, balai pertemuan Desa Grujugan Lor masih belum selesai proses rehabilitasinya. Pada pelatihan tersebut dihadiri oleh para pemuda yang memiliki ketertarikan terhadap dunia usaha. Para peserta tersebut berasal dari Desa Grujugan Lor dan desa-desa lain di Kabupaten Bondowoso.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, para peserta juga dibekali dengan pelatihan pendukung terutama mengenai cara memasarkan produk benih refugia secara online. Oleh karena itu, pemahaman dalam fotografi atau vidogerafi produk dengan menggunakan handphone juga diberikan. Tujuannya agar para peserta dapat membuat konten promosi yang layak atau menarik sehingga konsumen mendapatkan gambaran yang cukup tentang produk benih yang dipasarkan.

Sebagai kelengkapan dari program tersebut maka pembuatan akun instagram juga dilakukan. Akun instagram tersebut beralamatkan @refugia_seeds. Dalam akun tersebut berisi foto-foto bunga refugia. Kemudian terdapat pula foto pemanfaatan bunga refugia sebagai sarang serangga predator hama yang peranannya sangat signifikan di dalam menekan perkembangan hama tanaman. Bunga tersebut juga berfungsi untuk mencari makan serangga-serangga yang dapat membantu penyerbukan bunga tanaman yang dibudidayakan di sekitar bank refugia.

Manfaat lain bunga refugia adalah dengan warna-warna yang dimilikinya dapat menjadi sarana rekreasi bagi pemuda atau masyarakat sekitarnya. Disamping itu, bunga tersebut juga dapat digunakan sebagai minuman kesehatan yang dikenal dengan teh refugia. Khasiat teh ini tidak kalah dengan khasiat yang dimiliki oleh jenis minuman herbal lainnya. Selain memberikan kesegaran dan menjaga stamina tubuh, teh refugia ini dapat pula obat penyakit tertentu. Manfaat ini merupakan peluang usaha untuk dikembangkan.

Adapun tujuan utama program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan petani akan bibit tanaman refugia sekaligus sebagai alternatif bentuk usaha baru di bidang pertanian. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa ketika musim tanam tiba maka petani kesulitan mendapatkan benih atau bibit refugia dalam jumlah besar. Dengan adanya ketersediaan benih yang mencukupi bagi petani dalam waktu yang diperlukan maka pengembangan bunga refugia untuk mendukung sistem pertanian yang ramah lingkungan akan dapat terlaksana dengan baik.

Penulis : Sundahri, Fakultas Pertanian UNEJ

Jurnalis : Junaidi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *