Prosedur Ketat Memiliki SIM, Antisipasi Dini Berlalu Lintas Aman

Forumnusantaranews.com-Akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan di jalan. Hal itu tidak terlepas dari faktor-faktor penyebabnya seperti human error selain kondisi kendaraan, cuaca dan jalan. Namun, faktor human error merupakan penyebab krusial kecelakaan di jalan. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan membahas bagaimana proses untuk mendapatkan SIM mengemudi di sebuah negara maju sebagai langkah awal bagi pengguna jalan untuk menjaga ketertiban dalam berlalu lintas.

Ujian Teori dan Simulasi

Proses pengurusan surat izin mengemudi (SIM) merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilalui bagi calon pengendara. Mari kita belajar dari negara maju di dalam menerapkan prosedur kepengurusan SIM-nya. Di sebuah negara maju seperti Australia, khususnya di negara bagian Victoria, untuk belajar mengemudi, calon pengemudi wajib mengikuti tes terlebih dahulu di kantor “Samsat” atau VicRoads terutama untuk mengakses kompetensinya terhadap teori berlalu lintas di jalan termasuk kapabilitasnya dalam berkendara di mana assesmennya dalam bentuk simulasi pada layar sebuah komputer.

Apabila calon pengemudi lolos atau mendapatkan learning permit dari VicRoads maka bagi yang belum bisa menyetir akan diberi kesempatan selama 3 (tiga) bulan untuk belajar mengemudi. Jika dirasa telah cukup cakap menyetir dan telah melampaui waktu minimal yang ditentukan maka yang bersangkutan diperbolehkan mengikuti tes praktek di “Samsat” di mana seorang penguji atau polisi akan mendampinginya dalam kendaraan tersebut. Sebelum tes dimulai, sesuai dengan standar prosedur operasional, sang calon pengendara perlu mengatur spion, mengecek lampu kendaraan termasuk lampu sein, klakson, dan rem kendaraan yang mau dipakai. Kebiasaan ini tentu harus diterapkan bagi setiap pengemudi sebelum menjalankan kendaraannya. Setelah itu, baru melaksanakan ujian praktek yang sesungguhnya di jalan raya. Banyak sekali calon pengendara tidak lolos sampai 4-5 kali tes terutama imigran walaupun sudah mahir menyetir. Karena peraturannya agak berbeda dengan negara lain termasuk pula dengan negara bagian lain.

Ujian Praktek

Salah satu contoh ketika mau pindah jalur. Di Melbourne misalnya, ganti jalur diperbolehkan apabila sekitar 21 meter di belakang mobil dalam keadaan aman, artinya tidak ada kendaraan. Di kota tersebut, pengendara diwajibkan pula melakukan head check sebelum ganti jalur. Jadi tidak hanya lampu sein yang harus kita hidupkan minimal 3 detik sebelum ganti jalur. Tetapi kita diharuskan menoleh tidak lebih dari 2 detik ke kanan atau ke kiri pada daerah yang tidak tercover oleh spion dalam dan samping mobil. Daerah banyangan itu yang disebut dengan blind spot. Ketika kita tidak melakukan head check sebanyak 3 kali maka sudah dipastikan tidak akan lolos tes tersebut.

Kadangkala ketika tes praktek, penguji menyuruh kita berbelok di persimpangan jalan padahal menentang arus lalu lintas, misalnya di jalur satu arah. Jika kita menuruti perintahnya, tentu kita tidak lolos ujian tersebut. Karena hal itu merupakan kesalahan fatal. Seringkali di sebuah persimpangan terdapat pula tanda stop; walaupun, lalu lintas sepi, pengemudi diwajibkan berhenti selama minimal 3 detik. Sedangkan di negara kita, pengemudi biasanya langsung tancap gas karena dianggap aman. Hal ini juga penyebab mengapa imigran dari Indonesia, setelah mengikuti tes mengemudi di Australia banyak yang tidak lolos.

Tes praktek yang agak sulit adalah ketika kita diminta melalukan parkir paralel di antara 2 buah mobil, terlebih lagi di sebuah tanjakan. Jika kita tidak menguasai atau tidak memiliki teori pemarkiran dengan baik, sudah jelas kita tidak akan lolos. Karena memarkir mobil di antara 2 mobil yang jaraknya hanya cukup satu mobil cukup sulit. Pada jenis parkir ini, jarak ban kendaraan dengan sisi jalan sekitar 30 cm dan gerakan maju mundur kendaraan untuk menempatkan pada posisi tersebut tidak boleh melebihi 4 gerakan. Sebenarnya, masih banyak lagi tes-tes lainnya selama proses assesmen tersebut.

Jika dalam tes praktek tersebut lolos maka kita masih harus mengikuti tes simulasi kembali di computer di mana tesnya kadang kala tricky atau menjebak. Apabila kita sudah dapat melalui kedua tahap tes tersebut dengan baik maka kita akan diberikan SIM probationary (percobaan) yang berlaku selama 3 tahun. SIM untuk pengendara mobil manual dapat berlaku pula untuk kendaraan automatis pada kelas kendaraan yang sama. Tetapi, pengemudi dengan SIM pengendara mobil automatis tidak diperbolehkan menyetir mobil manual. Selama 3 tahun, ketika kita mau berkendara, tanda P (probationary) dengan dasar warna merah berukuran sekitar 20 cm2 harus ditempelkan pada kaca depan dan belakang mobil. Tanda ini mengisyarakatkan bagi pengendara lain bahwa pengendara tersebut masih dalam tahap percobaan sebelum menjadi pengendara yang sebenarnya. Kemudian, setelah 3 tahun apabila tidak melakukan pelanggaran yang berarti, SIM sebenarnya dapat dikeluarkan oleh “Samsat” setempat.

Manfaat SIM

SIM tersebut bagi seorang warga Australia sangat berarti karena juga berfungsi sebagai KTP elektronik seperti di negara kita. SIM tersebut bisa saja ditarik oleh kepolisian apabila melakukan pelanggaran sudah mencapai 12 poin. Semakin tinggi tingkat kesalahannya maka poinnya akan semakin tinggi pula. Misalnya mengendara di jalan tol melebih 160 km/jam, merupakan salah satu contoh pelanggaran berat yang poinnya sangat tinggi. Karena batas kecepatan maksimal biasanya100 km/jam.

Berdasarkan uraian di atas, betapa rumitnya untuk mendapatkan SIM yang sebenarnya. Sebagai negara maju, sangat memperhatikan penerapan peraturan berlalu lintas sejak dini. Tentu hal ini tidak terlepas dari tujuan menjaga ketertiban sekaligus untuk mengurangi terjadinya kecelakaan di jalan. Selama proses mendapatkan SIM di atas pasti mereka akan belajar bagaimana berlalu lintas yang baik. Disamping itu, hal itu akan menggugah kesadaran tinggi  dalam menerapkan berlalu lintas yang tertib bagi keselamatan semua pengguna jalan.

Terkadang bagi kita, bule kesan individualis. Padahal, kenyataannya mereka sangat toleran di jalan. Ketika ada kendaraan macet, tanpa dimintai pertolongan mereka serta merta keluar dari kendaraannya untuk mendorong kendaraan yang bermasalah ke pinggir jalan yang aman. Demikian pula ketika ada kendaraan yang mau melintas di jalan, terlebih lagi penjalan kaki. Mereka pasti memberi kesempatan terlebih dahulu kepada orang lain untuk menyeberang dengan toleransi dan kesadaran tinggi. Perilaku demikian perlu kita tiru. Kami berharap, semoga tulisan ini menjadi bahan pembelajaran bagi kita bersama di dalam berlalu lintas di negeri tercinta ini.

Penulis dan Fotografer : Sundahri, FP UNEJ

Foto : Juara 1 Lomba Foto Jember National Offroad – Cendrawasih Residence, 2018

Jurnalis : Junaidi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *