Probolinggo – Forumnusantaranews.com – Sebanyak 98 orang kepala sekolah dan guru SD se-Kecamatan Leces mengikuti workshop peningkatan kompetensi di SDN Sumberkedawung IV Kecamatan Leces, Rabu (7/4/2021).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi, Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan Leces Joko Rohani Sanjaya serta narasumber Pengawas SMP Ganif Rojikin dan Edy Santoso.
Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Leces Joko Rohani Sanjaya mengungkapkan workshop peningkatan kompetensi ini dilakukan dalam rangka pengembangan diri yang nantinya diharapkan kepala sekolah dan guru terjadi peningkatan kompetensinya sehingga menuju kepada peningkatan mutu pendidikan. “Dimana mutu pendidikan di Kecamatan Leces sudah disepakati bahwa Kecamatan Leces Superior. Artinya lebih sukses, berpestasi dan unggul,” ungkapnya.
Menurut Joko, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kompetensi baik kepala sekolah maupun guru. Jadi guru itu kompetensinya ada 4 meliputi professional, pedagogik, sosial dan kepribadian. Sementara kompetensi kepala sekolah ada 5 diantaranya kepribadian, sosial, supervise, professional dan pedagogik.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mutu Kecamatan Leces Superior, lebih sukses, berprestasi dan unggul. Dalam ragnka peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Probolinggo, syukur-syukur dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo,” harapnya.
Sementara Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi menyampaikan ucapan terima kasih karena kegiatan tersebut dilaksanakan secara mandiri. Hal ini menunjukkan ada kepedulian, semangat dan motivasi dari para kepala sekolah dan guru untuk bersama-sama meningkatkan kompetensi guru. Sekaligus ini memang seharusnya, tetapi tidak banyak yang memiliki kesadaran untuk terus meningkatkan kompetensi diri.
“Saya bersyukur karena sudah 99% tenaga pendidikan yang sudah divaksin. Kita memang harus menjadi contoh bagi masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Vaksin bukan obat, tetapi vaksin menjadi pelindung awal. Seandainya kita terpapar Covid-19 tubuh kita ada pelindung. Tetapi bukan berarti protokol kesehatan tidak dilaksanakan,” katanya.
Menurut Rozi, kehadiran kepala sekolah dan guru tidak sekedar meningkatkan kompetensi diri tetapi sekaligus menjawab tantangan masa depan anak-anak. “Karena mereka generasi yang akan menggantikan kita di masa yang akan datang,” jelasnya.
Lebih lanjut Rozi menerangkan ada 4 jenis kompetensi yang harus dimiliki di abad 21. Yakni, berpikir kritis, ketrampilan berkomunikasi, kreatifitas dan kolaborasi. “Bagaimana kita mampu membangun komunikasi baik lisan dan tulisan. Guru itu harus kreatif dan inovatif. Jangan pernah meminta siswa kreatif kalau gurunya tidak kreatif. Selain itu, guru itu harus bisa bekerja sama dengan yang lain,” tegasnya.
Terkait dengan uji coba pembelajaran tatap muka Rozi menjelaskan jika hasil evaluasi berdasarkan laporan kepala sekolah dan pengawas serta berdasarkan monitoring dan evaluasi dari Dinas Pendidikan menunjukkan nilai positif terkait protokol kesehatan dan pembelajaran itu sendiri, maka atas ijin dari Bupati Probolinggo uji coba pembelajaran tatap muka akan diperluas. Dari 3 sekolah menjadi semua sekolah atau dari kapaitas 30% menjadi 50%.
“Kepala sekolah, guru, peserta didik, penjaga sekolah dan semua warga sekolah wajib dan patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan. Jika ada yang tidak patuh pada protokol kesehatan, maka sekolah akan ditutup. Ini akan menjadi evaluasi kita bersama untuk patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan,” tegasnya.
Rozi menambahkan keberhasilan guru tidak diukur dari seberapa banyak anak yang lulus sekolah atau seberapa baik hasil ujian sekolahnya, karena kepala sekolah dan guru melaksanakan tugas tidak hanya untuk kepentingan sekolah tetapi juga Kabupaten Probolinggo.
“Sekolah adalah UPT dari Dinas Pendidikan. Berarti keberhasilan Bapak dan Ibu itu apa yang menjadi indikator Dinas Pendidikan. Dimana indikator keberhasilannya adalah Indeks Pendidikan yang ukurannya ada 2 berdasarkan BPS adalah angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini para kepala sekolah dan guru SD tersebut mendapatkan materi tentang bagaimana penyusunan perencanaan yang berangkat dari raport mutu EDS (Evaluasi Diri Sekolah) berbasis SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) sehingga tersusun Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS).
Selain itu, dalam rangka akun pembelajaran terkait dengan situasi pandemi Covid-19 yang menerapkan pembelajaran daring dan luring, nanti ketika pandemi sudah mereda pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak jauh dari teknologi. Serta AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). (Sin/sdr).
Tinggalkan Balasan