Catatan Politik.
JAKFAR FARUK ABDILLAH *)
Sepanjang tahun 2023 hingga tahun 2024, masyarakat Sumenep dihujani hiburan yang beraneka warna yang tentu menelan beaya ratusan juta rupiah, bahkan mungkin miliaran. Nyaris hari -hari di Sumenep di isi dengan dentuman music dan atraksi lainnya. Banyak aktifis lalu bertanya ; untuk apa itu dilakukan ditengah tingkat kemiskinan yang masih gemoy montok ?
Pihak seberang pendapat pula bahwa kegiatan tersebut menumbuhkan ekonomi masyarakat Sumenep.
Dua hal yang menjadi perdebatan itu, memang tidak pernah usai perdebatannya. Satu sisi menyebutkan kegiatan hura-hura dan pemborosan. Pada sisi lain beralasan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat.
Namun hingga hari ini, saya tidak pernah mendengar studi akademik tentang kegiatan maraknya hiburan yang disajikan oleh Bupati A. Fauzi Wongsojudo mampu meningkatkan kesejahtraan rakyatnya. Yang terdengar hanya kebanggaan atas menjamurnya pedagang pada saat acara hiburan tersebut berlangsung. Padahal di sisi lain banyak Café yang sepi pengunjung dan bahkan gulung tikarnya sejumlah tempat usaha rakyat.
Lalu apa yang sedang dimainkan A. Fauzi Wongsojudo jelang pilkada ?
Saya teringat abad pertama dunia yang diwarnai dengan berbagai kecamuk perang besar antara Romawi dan Persia. Perang yang nyaris berlangsung 600 tahun itu mendapat atensi Nabi Muhammad SAW lewat sejumlah haditsnya, bahkan dalam Al Qur’an secara khusus menempatkan satu surah yang disebutnya Surah Al Rum ( Romawi ).
Perang besar yang tak berkesudahan itu, tidak hanya membuat kedua belah pihak mengorbankan jiwa rakyatnya. Namun hancurnya tatanan budaya dan ekonomi masyarakatnya. Para pemimpin kedua bangsa itu menyadari, bahwa kesulitan rakyatnya akibat perang tak terpungkiri, kelaparan terjadi dimana-mana dan ladang perkerjaan makin sempit. Karena pemerintahnya hanya focus untuk memenangkan dirinya yang menghabiskan waktu , beaya dari generasi ke generasi.
Lalu dari kelelahan dan penderitaan rakyat, pemimpin Romawi membuat Coloseum arena gladiator tempat pertunjukan hiburan rakyat dengan kapasitas 65 ribu orang. Harapan para pimpinan Romawi, arena pertunjukan hiburan menarik dan memikat itu, agar rakyat melupakan kesengsaraan dan kelaparan.
Cara itu dilakukan untuk melokalisir air mata kesengsaraan dan kelaparan rakyat dalam bungker air mata, agar tidak meluber kemana-mana; yang bisa menyebabkan tumbangnya sang pemimpin.
Dalam Pilkada Sumenep 2024, meski masih belum ditabuh ‘genderang Ul- Daul’. Namun upaya menghancurkan bunker air mata rakyat Sumenep, sudah dimulai oleh Dewi Syarmila Talango, dengan harapan agar kelak menjadi lautan air mata dan ‘amuk massa’ yang dapat gulingkan kekuasaan Ach. Fauzi Wongsojudo di Pilkada Sumenep 2024 ?
*) Penulis adalah Wartawan Senior, Ketua DPC Perkumpulan Advokad Indonesia ( PERADIN ) Sumenep. Sekjend Relawan Anies Baswedan Jawa Timur. Advokat Pos Bantuan Hukum Sumenep. Berdomisili di Surabaya.
Tinggalkan Balasan