Semarakkan Hari Disabilitas Internasional Tingkat Sul-Sel, Kabid PKPLK Dr.Basri S.Pd.,M.Si Torehkan Sejarah Baru

Makassar; forumnusantaranews.com
Peringatan Hari Disabilitas Internasional Yang baru kali ini dilaksanakan dengan semarak dan meriah publik menilai Dr. Basri torehkan Sejarah baru (HDI) pada 3 November 2021 di SLB Negeri 1 Makassar banyak menyita perhatian dari ajang pertunjukan hingga karya dan skill anak penyandang disabilitas memberi warna tersendiri termasuk dalam peringatan HDI yang di ikuti sejumlah stand pameran dari SLB yang menampilkan karyanya.

Demikian diungkapkan Kabid PKPLK Disdik Sul-Sel Dr. Basri, S.Pd, M.Pd saat di wawancarai di Aula SLBN 1 Parangtambung, Makassar Sabtu, 4 Desember 2021, jelang penutupan acara.

Menurutnya, “Dalam kegiatan tersebut kita mencoba melibatkan dan mengembangkan bakat minat anak disabilitas serta keterampilan yang mereka miliki sehingga kita juga berharap bahwa kegiatan ini mampu memotivasi dan memacu spirit bagi mereka untuk belajar agar tidak lagi terjadi perbedaan antara anak-anak yang punya kesempurnaan fisik dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus.”

“Kami berharap bahwa anak berkebutuhan khusus kita berikan kesempatan dan berharap berkompetisi sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga persiapan menyongsong masa depannya lebih baik.”

Basri menambahkan, “Kegiatan festival disabilitas yang kita lakukan dalam rangka Hari Disabilitas Internasional juga sebagai momentum untuk mengukur soal apa dikerjakan sekolah kita selama ini termasuk program-program apa yang dikembangkan sehingga kegiatan di sekolah berorientasi kepada pembelajaran yang adaptif dan menyenangkan yang dilakukan oleh guru itu betul-betul diarahkan untuk bagaimana siswa siap memasuki lingkungan atau kehidupan yang baru pasca melewati sekolah formal terutama di SMALB, Ini juga salah satu upaya kita untuk memberikan support dan dukungan kepada program prioritas Gubernur Sulsel di mana salah satu program adalah pendidikan karakter yaitu bagaimana anak-anak kita itu bisa bersikap, bisa bertutur sesuai dengan adat kebiasaan dan adat di Sulawesi Selatan.”

Khusus untuk yang beragama Islam lanjut Basri, “Kita berharap setelah tamat SMALB yang anak disabilitas itu sudah menghafal Alquran dan seperti kemarin kita coba tampilkan di acara pembukaan itu pembacaan ayat suci Alquran yang kita pilih salah satu surah untuk kita tampilkan 15 siswa tunanetra untuk membaca ayat suci Alquran secara estafet ternyata kita berhasil dan itu salah satu cara mengukur bagaimana pengembangan dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah,
Jadi kami di sekolah luar biasa tidak hanya melakukan program-program itu tetapi kita juga mengukur kita mau ada output agar apa yang kita lakukan itu dan jelaskan masalah pendidikan karakter dengan pembacaan AlQuran setiap hari Jumat dilakukan di sekolah begitu juga agama yang lain mereka kita dorong untuk mengembangkan karakter sesuai dengan pendekatan pendekatan agama yang dianutnya.
Basri juga menyebut bahwa Hari Disabilitas internasional tahun 2021 ini menorehkan sejarah baru bagi kita di Dinas Pendidikan karena ini pertama kalinya kita menampilkan semua jenis ketunaan ada tunanetra, autis dan kita kasih kesempatan untuk mewarnai kemudian kita sudah melakukan juga kerjasama dengan organisasi-organisasi anak ABK dan ada beberapa organisasi orang tua siswa,
Yang pasti bahwa ini momentum yang baik karena kita sudah melibatkan unsur-unsur yang ada terutama selama ini yang tidak tersentuh adalah sekolah sekolah ini semua hadir, jelasnya.

Memang luar biasa karena kita selalu memberi motivasi dan semangat bagi anak kita orang tua siswa itu punya spirit dan semangat untuk tidak putus asa.
Bahwa anak-anak ini kalau di bina dan diberikan kegiatan dibagikan program yang terukur jelas mereka bisa juga tampil sesuai dengan bakat dan minatnya.

Bisa kita saksikan selama tiga hari di sini itu sulit kita membedakan anak yang anak disabilitas kalau misalnya dia menyanyi suaranya sama sekali kita tidak percaya kalau mereka itu anak tunanetra kalau dia mengaji kita sekarang tidak percaya kalau mereka begitu juga kalau dia menari menari itu kita tidak percaya kalau dia anak tuna.

Bicara soal skill dan keterampilan anak tuna juga bisa misalnya, menjahit, memperbaiki mesin yang rusak kemudian juga beberapa keterampilan keterampilan vokasi membuat kue, tata boga kemudian merias itu semua sama yang dilakukan di sekolah menengah kejuruan, tutur Basri.
“Ini sebuah pertanda bahwa kalau kita lihat di beberapa stand pameran yang ada jadi luar biasa sekali mereka mampu membuat tas.
Inilah yang kita dorong ke depan sehingga 87 sekolah di Sulsel kita berharap semuanya punya keterampilan khusus semua” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *