Sumenep FN: Berkutat diperencanaan pengembangan pembangunan di era mendatang dan pemanfaatan kaum wanita berpotensial untuk diciptakan lapangan kerja, menuju Sumenep efektif dan efesien. Begitu debat gencar, berjalan kocak, saling membahas satu sama lain tentang pertanyaan dari masing masing calon.
Calon Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep priode 2020 – 2025, terdiri dari dua calon, yaitu pasangan H. Achmad Fauzi, SH. MH. dan Hj. Dewi Kholifah, SH. MH. M.Pd.I., nomor urut 01, sedangkan pasangan Dr. Ir. RB. H. Fatta Jasin, MS. dan KH. Ali Fikri, S.Ag. M.Pd.I., berada pada nomor urut 02.
Namun di debat ke II, pasangan calon nomor urut 01, EVA, begitu sapaan banyak kalangan, Dewi Khofifah, saat itu tidak sempat hadir , mungkin karena berhalangan yang sangat signifikan , sehingga yang datang hanya seorang calon saja, yaitu Achmad Fauzi. Sedangkan pasangan nomor urut 02, Alhamdulillah hadir semua.
Dua kubu bersaing dalam debat calon belangsung hangat dan seirama, saling beradu wawasan, kepekaan pola fikir, ketajaman langkah analisa menelaah teropong masa depan Sumenep, untuk membangun lebih cerah, menuju cita cita yang di ingin bangsa, kabupaten terkini makmur, maju dan jaya.
Daerah akan mengalami kemajuan pabila punya pemerintah atau pemimpin yang peduli nasib bangsanya, memikirkan kebahagiaan bangsa diberbagai sisi, maka tentu secara otomatis menjadi incaran pencitra bangsa Sumenep dalam kancah Pilbup nanti untuk dipilih sebagai pimpinan mereka.
Debat Bupati, Wakil Bupati Sumenep yang tadi malam dilangsungkan di Hotel Utami, (23/11) , menggagas fenomena tentang nasib bangsa baik kaum Adam dan kaum Hawa. Berdasarkan dari nilai pencitraan dalam debat tentang wawasan masing masing calon sama cocok, sebanding, berakhlak dan berpengalaman diteoritis metodologi debat, sehingga debat berjalan lancar.
Kaum Hawa, sekali pun dulu diedentikkan dengan kaum lemah , namun calon Bupati, Wakil Bupati Sumenep kali ini, mencoba mendobrak cara pemikiran mereka tempo dulu, berangkat untuk mengisi kisi kisi kaum Hawa tidak lagi menjadi woman marginality yang langkah perjuangan derajatnya dijauhkan dari kaum pria. Karier mereka harus diangkat, potensi aktivitas mereka harus diperlebar untuk menguak karyanya menjadi wanita karier.
“Wanita yang punya skill tentu sangat berpotensi digagas untuk pelaku usaha, berikan lapangan pekerjaan untuk saling berkarier seirama dengan kaum pria. ” Tukas Fatta Yasin, mendobrak pertanyaan Achmad Fauzi dengan rupa jawaban hebat. Begitu disekelumit debat sebagian wartawan media FN kutip.
Berdasar jawaban demikian itu, kedua calon sama sama punya niatan untuk saling menyetujui terhadap gagasan tersebut, apabila dari masing masing calon nanti sudah resmi salah satunya menang di Pilbub, maka komitmen tersebut akan direalisasikan penuh tanggung jawab oleh calon menang.
” Ya, mari kita saling bersinergi, apabila di antara kita, salah satunya sudah jelas menang di Pilbup, berkomitmen bahwa gagasan telah menjadi keputusan harus direalisasikannya.” Tutur Achmad Fauzi sambil lenggak lenggok di saat mau pergantian pertanyaan.
Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep ke II dengan selang seling bahasa Indonesia dan bahasa Madura, menimbulkan rasa hot bagi klain , sangat beda dari tahun tahun kemarin.
Tak asing bagi bangsa Madura untuk cepat menguasai isi jalan debat. Gagasan , wawasan , bahasa daerah sangat cemerlang dilontarkan, sehingga masyarakat yang ikut serta menyaksikan di layar televisi di rumahnya, akan cepat mencerna isi ide kedepan para masing masing calon untuk membangun Sumenep karena disiarkan langsung kelayar kaca JTV.
Mata hati para calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep kali ini, membuka peluang masa depan untuk memanaj Sumenep, mempersolek Sumenep menjadi kabupaten sumber pendapatan masyarakat, baik di bidang industri, ekonomi, kebudayaan dan penataan pemerintah yang efektif dan efesien.(Sim)
Tinggalkan Balasan