MALANG – Sektor industri mampu mendominasi ekspor di Jawa Timur saat pandemi Covid-19. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberikan apresiasi terhadap hal tersebut. Namun, LaNyalla menyarankan agar ekspor mengacu pada pola konsumsi masyarakat global yang berubah karena pandemi.
Ditambahkannya, salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi komoditas industri unggulan untuk memaksimalkan ekspor.
“Pandemi membuat pola konsumsi masyarakat di seluruh dunia bergeser. Yang banyak dibutuhkan adalah komoditas pangan dan produk kesehatan. Prediksi saya kedepan kedua komoditas itu sangat potensial dan bisa ditingkatkan nilai ekspornya,” kata LaNyalla saat masa reses di Jawa Timur, Senin (26/7/2021).
Menurut LaNyalla, di tahun 2020 lalu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh positif sebesar 21,71 persen. Disusul industri makanan minuman yang tumbuh sebesar 3,82 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, sektor industri menyumbang pendapatan daerah sebesar 84,80 persen pada periode bulan Juni 2021. Selanjutnya sektor migas sebesar 9,08 persen, sektor pertanian sebesar 6,97 persen, dan sektor tambang 0,17 persen.
Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama Jawa Timur disusul dengan Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan India.
“Kontribusi sektor industri ini, terutama di Jawa Timur, bisa menjadi salah satu poin bagi pemerintah untuk fokus kepada pengembangan sektor tersebut. Namun jangan terpaku pada industri besar, pelaku industri kecil dan menengah juga perlu diperhatikan,” tuturnya.
Beberapa sektor prioritas yang diidentifikasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim antara lain tembaga murni berupa katoda, perhiasan dari logam mulia, kayu lapis dengan ketebalan tidak melebihi 6 mm, perabotan kayu, kayu dan olahannya, fraksi cair dari minyak yang dimurnikan dalam kemasan serta udang.
“Sebaiknya Pemprov Jatim bekerjasama dengan KBRI atau Atase Perdagangan melakukan survei ke negara-negara yang masih bisa sebagai tujuan ekspor, produk apa yang diterima dan cocok di negara tersebut,” kata Mantan Ketua Umum PSSI itu.(*)
Tinggalkan Balasan