Laga Sengit Deltras FC vs PSS Sleman Berakhir Imbang, Wasit Jadi Perhatian

Laga Dramatis di Gelora Delta Sidoarjo Berakhir dengan Hasil Imbang

Pertandingan sengit antara Deltras FC dan PSS Sleman dalam pekan ke-12 Pegadaian Championship 2025-2026 berlangsung di Gelora Delta Sidoarjo. Pertandingan yang dihadiri oleh 8.648 penonton ini penuh dengan tensi tinggi, empat kartu kuning, dua kartu merah, serta keputusan wasit yang memicu protes dari kedua kubu pelatih.

Deltras FC berhasil membuka keunggulan lebih dulu pada menit ke-28 melalui gol Hamzah Titofani Rivaldi. Gol ini memberikan semangat kepada pendukung tuan rumah dan meningkatkan keyakinan tim The Lobster. Namun, drama dimulai saat Deltras harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Hamzah menerima kartu merah langsung pada menit ke-60 akibat pelanggaran terhadap Muhammad Salman Alfarid dari PSS Sleman.

Ironisnya, PSS juga kehilangan pemainnya. Salman Alfarid, yang menjadi korban pelanggaran tersebut, harus meninggalkan lapangan pada menit ke-84 setelah menerima kartu kuning kedua. Akhirnya, kedua tim mengakhiri pertandingan dengan jumlah pemain yang sama.

Di masa tambahan waktu, PSS Sleman berhasil menyamakan skor melalui gol Irvan Mofu di menit 90+12. Gol ini menjadi penyelamat bagi PSS dan membuat mereka pulang dengan satu poin penting.

Kritik Pelatih PSS Sleman terhadap Wasit

Hasil imbang ini tidak membuat pelatih PSS Sleman Ansyari Lubis puas. Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, ia menyampaikan kritik terhadap kepemimpinan wasit Mansyur. Ia menyoroti inkonsistensi dalam pengaturan waktu tambahan dan kebingungan dalam penetapan gol penyama kedudukan.

“Ada keputusan-keputusan wasit yang aneh di pertandingan hari ini,” ujar Ansyari. Ia menjelaskan bahwa durasi injury time sering kali tidak konsisten, kadang hanya tujuh menit, kadang lima menit. Hal ini menimbulkan ketidakjelasan bagi para pemain dan pelatih.

Ia juga mengkritik keputusan wasit terkait gol PSS. “Gol kami tadi, dia awalnya bilang offside, lalu handsball, dan bola out. Jadi, kami enggak tahu nih dasarnya apa?” lanjutnya. Ansyari berharap wasit dapat lebih konsisten dalam menggunakan aturan baku agar pertandingan tetap menarik.

Protes Pelatih Deltras FC

Tidak hanya kubu PSS, pelatih Deltras FC Widodo Cahyono Putro juga menyampaikan protes terkait gol penyama kedudukan PSS. Ia mengkritik dua hal, yaitu durasi waktu tambahan dan status bola sebelum gol.

“Gol dari mereka itu ada dua kemungkinan yang memang saya protes keras. Satu, waktu. Waktu itu kalau saya lebih dari 1 setengah menit mestinya mereka harus semprit itu,” tegas Widodo. Ia juga meragukan sahnya bola yang menjadi awal gol PSS. “Saya lihat di rekaman itu memang ada gerakan gini terus dia kembali. Memang, oke, itu tidak offside, tetapi bola yang dipantulkan itu kalau feeling saya sudah keluar.”

Widodo berharap perangkat pertandingan dapat lebih jeli di masa depan. Ia menyatakan bahwa meskipun beberapa kali merasa dirugikan, ia tetap tenang. “Saya bukan tidak mengerti VAR. Beberapa kali kami dicurangi juga kami fine-fine saja, protes ya sekadar protes karena waktu itu kami tidak ada iPad-nya. Hari ini kami ada, jadi, saya tahu. Sama-sama tahu,” tutupnya.

Perubahan Klasemen Grup B

Kegagalan meraih tiga poin membuat PSS Sleman harus rela digusur oleh Barito Putera dari posisi puncak klasemen sementara Grup B. Laskar Sembada kini memiliki 27 poin dari 12 laga, sedangkan Deltras FC berada di peringkat enam dengan 18 poin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *