Blora :- Penggunaan arus listrik untuk menjebak tikus oleh Petani di Blora, khususnya Blora Selatan diduga hampir tiap tahun menelan korban jiwa manusia.
Di tahun 2024 ini tepatnya bulan Mei lalu, dugaan kasus yang sama terjadi lagi di dusun Dopreng Desa Gondel Kecamatan Kedungtuban Blora, seorang lelaki meninggal dunia diduga jadi korban kesetrum arus listrik di sawah.
Informasinya, korban sedang ngaret rumput untuk pakan ternaknya.Tanpa sengaja ia terpeleset dan jatuh kesetrum arus listrik, dan meninggal dunia di tempat.
Pasca peristiwa tersebut, beberapa oknum Kepala Desa dan petan yang berada di wilayah selatan khususnya di kecamatan Kedungtuban, yang ditemui di lapangan, saat dimintai tanggapan terkait adanya dugaan korban akibat jebakan tikus yang menggunakan arus listrik, mereka menanggapinya dengan serius.
Namun mereka juga bingung dengan cara apa mereka harus mengatasi basmi hama tikus di lahan pertaniannya.
” Seharusnya dari Dinas pertanian secepatnya memberikan solusi, karena petani sering mengalami kerugian akibat hama tikus.Sehingga jalan apa saja yang harus ditempuhnya ” komentar Salimin (nama samaran) seorang oknum Kepala Desa di kecamatan Kedungtuban Blora.Rabu, 12 /06/2024.
Diakui oleh Salimin memang telah disampaikan oleh Dinas Pertanian, seperti Pembudi dayaan Burung Hantu dan burung Gagak, serta sosialisasi kepada petani, praktek melakukan gropyokan untuk membasmi hama tikus.
” Bahkan dari Dinas Pertanian bersama sama kelompok tani langsung praktek gropyokan basmi tikus di lapangan Mas,” cerita Salimin.
Namun kata Salimin opsi itu belum sepenuhnya membasmi hama tikus.Gropyokan efeknya untuk basmi tikus tidak sampai mencapai 20 persen.
” Tikusnya terlalu banyak Mas. Sejenis Burung hantu saja paling cuma satu dua Mas,”.kata Salimin Pesimis.
Selanjutnya kata, Salimin, seharusnya ada solusi yang jitu, paling tidak bisa basmi hama tikus mencapai 75 persen.
” Petani stres Mas, modal tidak sedikit dikeluarkan. Makanya mereka menempuh jalan menggunakan jebakan tikus dengan arus listrik,” paparnya.
Ngaliman, SP.MM Kepala Dinas P4 Blora ( Pangan, Pertanian,Pertengahan Dan Pertanian) menanggapi serius komentar Salimin yang terkesan pesimis itu.
” Kepala Desa dan Kelompok Tani harus selalu memiliki semangat yang tinggi dan tidak boleh pesimisl, demi kelangsungan pangan di masa depan”kritik Ngaliman..
Menurutnya Dinas Pertanian Blora akan terus memberikan jalan yang terbaik untuk petani.
Program yang nantinya diberikan pemerintah jika benar benar dilakukan pasti hasilnya akan maksimal.
“Seperti pembudidayaan Burung hantu dan sejenisnya,
Kalau hanya satu burungnya tentu kewalahan karena kalah banyak dengan jumlah tikusnya,” cetusnya
Menurut Ngaliman seharusnya dicoba dulu, ” belum apa apa sudah pesimis duluan bagaimana mau maju,”tandas Ngaliman.
Selain Pembudidayaan Burung Hantu, bisa dilakukan gropyokan bersama sama.
“Walaupun tidak setiap hari, misal satu Minggu 2 kali melakukan gropyokan, danpaknya akan positip terhadap pertanian kita. Daripada memilih jebakan tikus dengan arus listrik yang sangat membahayakan keselamatan jiwa manusia,” pungkasnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 23/06/2024.(Ajas)
Tinggalkan Balasan