PRINGSEWU,(FN) – Belum hilang trauma warga tentang kerusakan jalan akibat truk pengangkut pasir di bantaran sungai way waya beberapa tahun yang lalu, kini masyarakat setempat sudah kembali dihadapkan dengan keberadaan aktivitas tambang tanah liat di Pekon Madaraya, kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu.
Puluhan masyarakat memprotes keberadaan tambang tanah liat lantaran armada pengangkut dari tambang tersebut dapat kembali menjadi pemicu kerusakan jalan poros di kecamatan Pagelaran Utara dan Banyumas.
Masyarakat mendatangi lokasi kemudian meminta kepada pemilik supaya ktivitas tambang dihentikan.
Seperti disampaikan Sobri salah seorang perwakilan warga Pagelaran Utara. Menurut Sobri masyarakat yang sudah tentram dengan diberhentikannya tambang pasir di way waya, kini kembali diresahkan dengan keberadaan tambang tanah di pekon Madaraya.
Selain mengancam kerusakan jalan poros, aktivitas tambang tersebut sudah merusak akses jalan Pekon, dimana jalan pertanian di Pekon Madaraya sudah sulit dilalui kendaraan apapun.
” Kami meminta kepada pemerintah untuk segera menutup tambang di Pekon Madaraya lantaran armada pengangkut mereka sudah merusak jalan Pekon dan diperkirakan akan merusak jalan poros, “ungkap Sobri, Sabtu (16/3/24).
Selain merusak jalan, menurut Sobri, keberadaan tambang tersebut akan menghambat pembangunan jalan di kecamatan Pagelaran Utara, pasalnya keberadaan armada pengangkut akan membuat enggan para pelaksana konstruksi untuk membangun jalan lantaran armada dapat kembali merusak jalan yang dibangun.
” Armada mereka akan membuat para kontraktor berfikir untuk membangun jalan di kecamatan Pagelaran Utara, ini jelas para kontraktor takut rugi lantaran jalan baru dibangun akan kembali rusak, “tutupnya.
Sementara itu Joko pemilik tambang tersebut berdalih hanya diminta warga setempat untuk mencetak sawah bukan membuka tambang.
” Saya hanya diminta pemilik lahan untuk mencetak sawah dan bukan membuka usaha tambang, “kata Joko kicot (sapaan akrab) saat dikonfirmasi wartawan ini dilokasi. (An)
Tinggalkan Balasan