Oleh : A.Junaidi Aszar
Bola panas menjelang Pilkada di Sumenep Priode 2020-2015 seperti tak berhenti bergulir.Sehingga masyarakat Sumenep terus dipusingkan dengan manuver para kandidat yang kini saling berusaha untuk memperoleh tiket dan maju sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Sumenep.
Dari sejumlah partai yang ada, paling diincar adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) warisan Gus Dur itu., pasalnya PKB yang memperoleh kursi terbanyak sampai saat ini belum ada tanda tanda mengusung salah satu kandidatnya untuk menjadi calonnya. Hanya baru PDI Perjuangan yang berani lebih awal mengumumkan calonnya yakni Achmad Fauzi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati dan Ketua DPC PDIP. Dengan menggandeng Ny.Eva sebagai bakal calon wakilnya.
Padahal PKB yang memiliki kursi terbanyak di DPRD Sumenep dan memenuhi syarat mengusung calon sendiri tanpa koalisi.Ketidak kepastian ini, menurut beberapa nara sumber terkendala terkait kebijakan rekomendasi
Sebelumnya, pada Jum’at 3 Maret 2020, sebanyak 7 orang yang telah tercatat sebagai bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati sama-sama mendaftar melalui DPC PKB Sumenep untuk mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) alias fit and proper test di kantor PKB pusat. Namun, dari 7 nama kandidat yang mendaftar, hanya 5 nama yang hadir dan mengikuti UKK di kantor DPP PKB Jalan Raden Saleh Nomer 9 Jakarta Pusat. Lima calon kandidat yang hadir, diantaranya Nur Faizin (Cawabup), Muh. Unais Ali Hisyam (Cabup), Achmad Yunus (Cawabup), Moh. Shalahuddin A Warits (Cabup), dan Dr. Ir. Fattah Jasin (Cabup).
Berbagai prediksi terkait rekom PKB ini terus bermunculan, baik hanya sekedar obrolan di tengah masyarakat sampai media massa.Bahkan seorang politisi senior yang juga Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC-PKB Sumenep kepada awak media pada Rabu 17 Juni 2020 lalu, Kamalil Ersyad mantan anggota DPRD Sumenep ini, seperti memberikan sinyal terkait rekom PKB terhadap Fattah Jasin, mantan Kadishub Provinsi Jawa Timur yang akan disandingkan dengan salah satu tokoh yang disebutnya sebagai poros Guluk-Guluk.
Namun Kamalil Ersyad dalam pengakuannya menegaskan tak berani bermain-main dengan komentar, “Karena sejauh ini belum ada rekom resminya,” kata Ersyad kepada awak media baru-baru ini.
Imam Hasyim selaku Ketua DPC-PKB Sumenep juga belum berani memberikan kepastian, namun dia mengaku hanya mendengar informasi dari DPW Jatim soal rekom itu . “Saya dengar informasi dari DPW Jatim soal rekom itu ke pak Fattah Jasin,” ujar Imam kepada awak media, Minggu, 14 Juni 2020 pekan lalu.
Prediksi terbalik terkait rekomendasi DPP PKB ini justru datang dari mantan Ketua Panwaslu (sekarang Bawaslu,Red) Zamrud Khan, dirinya meragukan rekomendasi itu diberikan kepada Fattan Jasin, karena di partai itu merupakan lumbungnya tokoh, “Sebut saja Kiai Unais Ali Hisyam, beliau merupakan Dewan Syuro DPP PKB yang juga punya hasrat maju di Pilkada Sumenep tahun ini,” pangkasnya.
Menurutnya, sepertinya akan banyak sensai dalam Pilkada Sumenep kali ini. Dengan belum turunnya rekom dari DPP PKB, sehingga membuatnya berkeyakinan lain. Bisa saja apa yang diprediksikan meleset. Dan tidak menutup kemungkinan justru bisa menjadi kenyataan lain. Misalnya tiba-tiba PKB berkoalisi lagi dengan PDIP lagi, karena politik itu dinamis.“ Bagaimana kalau endingnya ternyata rekom justru tidak ke Fattah Jasin?,” ujarnya, sambil balik bertanya ke media.
Namun apapun itu, DPP PKB perlu cermat menyikapi ini, terkait pemberian rekom terhadap salah satu calonnya yang akan diusungnya nanti, dan bisa mendalami karakter masyarakat Sumenep yang 80 persen berlatar belakang santri.Jika belajar dari sejarah, perjalanan politik sejak reformasi bergulir di Indonesia, Sumenep adalah salah satu dari sekian banyak kota santri, yang Bupatinya tidak lepas dari kalangan Ulama.
Sementara kondisi Politik Pilkada musim ini jauh berbeda dengan sepuluh tahun sebelumnya. Dimana dua kubu antara Busro Karim (Bupati saat ini) dengan Rival sejatinya Dewi Khalifah.Keduanya didukung oleh kubu yang sama, yaitu dari kaum santri, yang di belakangnya ada ulama kharismatik Sumenep seperti KH.Taifur Ali Wafa.Beliau adalah paman KH.Moh.Unies Ali Hisyam.
Sudah pasti bisa dibaca, bukan tidak mungkin jika KH.Moh.Unies Ali Hisyam maju di Pilkada tahun ini, KH.Taifur Ali Wafa akan mutlak mendukung keponakannya itu.
Selain itu pula, keluarga KH.Moh.Unies Ali Hisyam mempunyai basis yang cukup signifikan dikalangan Warga Nahdiyin.Terutama yang berada di bagian pesisir utara wilayah Kabupaten Sumenep. Dimulai dari Pasongsongan, Ambunten, Rubaru, Dasuk, Manding, Batuputih,Gapura,Batangbatang dan Dungkek, serta tiga kepulauan.Seperti Sepudi, Raas dan Masalembo.
Estimasi kantong kantong basis Politiknya sudah bisa dipastikan 99 persen akan merapat jika dia bisa dapat mandat dari DPP PKB.
Pasaknya, jika DPP PKB salah mengusung calonnya, bukan tidak mungkin akan merugikan PKB itu sendiri. Lalu siapa yang akan diuntungkan, tentu saja pasangan Ahmad Fauzi-Ny. Eva yang diusung PDIP. Karena kecewa bisa saja warga Nahdiyin akan merapat ke Pasangan tersebut.(***)
Tinggalkan Balasan