PERLU CALON ALTERNATIF PASCA TURUNNYA REKOM PKB

Oleh: ACH.JUNAIDI ASZAR

Kebijakan DPP PKB memberikan rekom kepada Fatan Yazin dan KH.Ali Fikri Warist sebagai bakal.calon bupati dan wakil Bupati adalah sejarah baru pasca reformasi di Kabupaten Sumenep.Pasalnya, selama empat periode Sumenep dipimpin oleh Kiyai (Ulama). Dua Periode pertama dipinpin KH.Moh.Randhan Siraj, berikutnya dua periode oleh KH.Busro Karim, yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati.

Menariknya, dari kedua pasangan yang ada, perwakilan Ulama di Pilkada tahun ini berada di posisi calon wakil. Sehingga berbeda dengan Pilkada tahun sebelumnya perwakilan Ulama selalu berada di nomer satu.
Terlepas dari itu, tentu saja DPP PKB sudah mempunyai pertimbangan lain akan keputusannya itu. Mengingat di internal PKB, banyak tokoh tokoh yang potensial.Baik dari kalangan tokoh Agama, deretan tokoh Nasionalis dan tokoh Masyarakat lainnya yang berakar rumput di masyarakat Sumenep.
Dari deretan Nasionalis sebut saja, Kamalil Ersyad. KH. Mawardi, Drs.Darwies Maszar serta masih banyak yang lainya.Dan tak kalah pentingnya adalah dari kalangan Ulama, yang sangat dominan mempunyai basis cukup kuat dikalangan masyarakat Sumenep yang berlatar belakang Nahdiyin. Seperti KH.Imam Hasyim selaku Ketua DPC PKB Sumenep dan KH.Muh.Unies Ali Hisyam.
KH.Muh.Anies Ali Hisyam adalah Ulama yang cukup kharismatik, mempunyai basis jelas di wilayah pesisir utara wilayah serta ditiga Kepulauan Kabupaten Sumenep.Tapi rupanya keberadaannya bukanlah pilihan DPP PKB untuk diusung menjadi calon Bupati Sumenep.Dan DPP PKB lebih tertarik memilih Fatan Jazin sebagai calonnya, seorang birokrasi yang belum dikenal luas oleh masyarakat Sumenep.
Kita hargai keputusan DPP PKB ini, apapun alasannya, tentu saja PKB sudah pasti mempertimbangkan segala sesuatunya menghadapi musim Politik tahun ini. Dimana secara serentak Pilkada akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 nanti.
Dua pasangan kandidat antara Achmad Fauzi-Ny.Eva dan Fatan Jazin-KH.Ali Fikri nanti diprediksi bakal aduh kekuatan habis habisan untuk memperebutkan kursi nomer satu di Kraton Sumenep, peninggalan bendara Saot itu. Walaupun seorang Fatan Jazin yang didampingi KH.Ali Fikri Warist itu, bukanlah tokoh yang popoler dikalangan masyarakat bawah, bisa saja mendongkrak suara dan memenangkan Pilkada Kabupaten Sumenep.
Apalagi KH.Ali Fikri Warist adalah putra terbaik jajaran Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, tidak sedikit alumnynya berada di hampir semua wilayah di Kabupaten Sumenep, sehingga exsistensinya tidak bisa diragukan lagi, barangkali ini adalah salah satu yang menjadi pertimbangann DPP PKB.
Namun PKB perlu juga mempertimbangkan keberadaan H.Ny. Eva yang dua kali menjadi kandidat calon Wakil Bupati Sumenep, di mana selisih suaranya hanya terpaut kurang lebih hanya 2 persen dengan rival abadinya KH.Busro Karim.
Pada saat itu, basis fanatic KH.Muh.Unies Ali Hisyam diasumsikan 50 persen merapat ke kubu KH.Busro Karim, sementara 50 persen lainnya merapat ke kubu Ny.Eva. Sehingga bisa saja, dengan munculnya Fatan Jazin yang direkomendasikan oleh DPP PKB sebagai calonnya, serta tidak dipilihnya KH.Muh.Unies Ali Hisyam yang sudah berakar rumput di masyakarat oleh DPP PKB untuk maju sebagai calon Bupati, maka pendukungnya kecewa, kemudian 100 persen mereka menjatuhkan pilihannya ke kubu Achmad Fauzi dan Ny.Eva.
Selain itu, Achmad Fauzi yang saat ini menjabat Wakil Bupati,juga justru penting diperhitungkan.Sebagai Wakil Bupati namanya pasti sudah dikenal masyarakat, bukan tidak mungkin kiprahnya selama menjabat, tidak sedikit tokoh tokoh masyarakat akan tertarik untuk mendukungnya, maju sebagai Bupati Sumenep menggantikan KH.Busro Karim nantinya.
Tantangan tidak hanya datang dari lawan politik hasil rekomendasi DPP PKB yaitu Fatan Yazin dan KH.Ali Fikri Warist.Diketahuinya ternyata DPP PPP sampai saat ini belum mengeluarkan rekom untuk kadernya. Bantahan keras terkait koalisi PKB-PPP, diungkap oleh H Abd Latif, salah satu orang dekat KH. Mohammad Shalahuddin A. Warits yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPC PPP dan digadang-gadang akan maju diajang Pilkada serentak 9 Desember 2020.
Bantahan ini diungkap, setelah KH Imam Hasyim,BA menyampaikan rekaman videonya yang berdurasi 45 detik yang berisi ajakan kepada Kader PKB dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Pemberitaan tersebut dilansir dari media online Karta.co.id bertajuk” Rekom PKB Turun, Fraksi PPP ‘Tolak’ Koalisi PKB-PPP Ketua fraksi PPP DPRD Kabupaten Sumenep, H Abd Latif tampak berang dan menuding, ajakan ketua DPC PKB Sumenep kepada Kader PPP untuk memenangkan paslon Fattah Jasin- Ra Fikri dinilai menyesatkan.
“Kami menyampaikan, bahwa rekom PPP hingga saat ini belum keluar, ajakan ketua DPC PKB kepada kader PPP Sumenep untuk memenangkan Fattah Jasin adalah sesat dan mengadu domba,” tandasnya seperti dilansir Maduraexpose.com dari laman Karta.co.id, Jum’at malam, 3 Juli 2020.
H Abd Latif, alumni Ponpes Annuqayah ini juga memastikan bahwa rekom resmi dari partainya hingga detik ini belum keluar atau diberikan kepada siapapun dalam rangka Pilkada Sumenep 9 Desember.
“Untuk itu, kami DPC PPP Sumenep akan melakukan langkah-langkah hukum dan somasi agar pernyatan tersebut ditarik dan direvisi. untuk langkah hukum akan kami tentukan kemudian,” pungkasnya.
Sebelumnya,dikutip dari MADURAEXPOSE.COM Sekretaris DPC PPP M Syukri kepada wartawan memastikan partainya akan mengusung calon bupati sendiri.
“Dan sampai saat ini (PPP) tetap masih menginginkan kader internal dan kami menginginkan M1, karena kita berpeluang memberikan terbaik untuk Sumenep,” ujarnya kepada awak media, Senin (15/6/2020) lalu
Atas dasar tersebut di atas, bisa mungkin akan muncul calon alternative lainnya.Misalkan PPP berkoalisi dengan Partai lain, dengan meminang salah satu tokoh kuat dari PKB seperti KH.Muh.Unies Ali Hisyam bersanding dengan KH. Mohammad Shalahuddin A. Warits.
Prediksi Politik ini, bukan tidak mungkin terjadi. Karena Politik itu dinamis, kapan saja bisa berubah. Dan jika prediksi ini benar benar terealisasi, besar kemungkinan calon alternative akan unggul dari calon lainnya.Pasalnya, masyarakat Sumenep yang berkarakter santri dengaq latar belakang Nahdiyin akan lebih tertarik kepada tokoh yang sesuai dengan seleranya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *